Aksi Kamisan ke-364 dengan membawa topeng almarhum Munir, di depan Istana Negara Jakarta, Kamis (4/9/2014) lalu. [Antara/Wahyu Putro]
Pemerintah Belanda melalui Wali Kota Den Haag, akan meresmikan nama Munir yang adalah seorang pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) dari Indonesia, sebagai nama sebuah jalan di kompleks kota tersebut pada 14 April 2015 mendatang.
Dalam rencana itu, nama Munir Said Thalib akan disandingkan dengan sejumlah nama besar lain dari kelompok pejuang HAM internasional, seperti Nelson Mandela, Mother Theresa dan lain-lain. Menanggap hal tersebut, Suciwati yang adalah istri dari Munir, mengaku bangga nama almarhum suaminya disandingkan dengan nama-nama besar para pejuang HAM internasional.
"Ini sebuah kebanggaan dan apresiasi luar biasa, di mana memang pada kenyataannya Munir diberi penghargaan sebagai salah satu ikon penegakan HAM di dunia. Selama ini dia sebagai pejuang kemanusiaan, (kini) dijadikan satu dengan pejuang lainnya yang luar biasa," ungkap Suci di Gedung Kontras, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2015).
Namun meski bangga, Suci mengaku sebenarnya masih kurang puas dengan hanya nama jalan di negara lain. Dia sebenarnya justru ingin pemerintah Indonesia lebih serius dan berani dalam memperbaiki kasus Munir yang belum ada hasil yang jelas. Pasalnya, orang yang diduga sebagai pelaku utama dalam kasus ini, hingga kini belum juga dieksekusi, malah dianggap diberi kekuatan penuh oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Suci pun berharap agar kasus suaminya tersebut dilakukan peninjauan kembali (PK).
"Sebetulnya sih, saya berharap lebih. Tidak sekadar nama jalan, tetapi juga cermin ke depan agar pemerintah Indonesia lebih berani. Saya pikir, ini jadi langkah awal untuk segera meperbaiki kasus Munir. Kalau perlu PK, segera lakukan PK dengan saksi-saksi baru. Itu yang lebih penting," ujar Suci menambahkan.
Sementara itu, dalam rangka peresmian nama jalan yang dihadiri oleh kerabat para pejuang HAM dan kalangan internasional tersebut, Suci pun mengaku turut diundang untuk berbicara dalam momen penting itu.
"Yang akan bicara di sana adalah Pak Wali Kotanya langsung. Yang pasti, ada diskusi-diskusi yang lain. Saya sendiri diminta bicara ke publik Belanda, tentang apa saja yang sudah kita lakukan dan sudah kami wujudkan dengan almarhum Munir," tutupnya.
Dalam rencana itu, nama Munir Said Thalib akan disandingkan dengan sejumlah nama besar lain dari kelompok pejuang HAM internasional, seperti Nelson Mandela, Mother Theresa dan lain-lain. Menanggap hal tersebut, Suciwati yang adalah istri dari Munir, mengaku bangga nama almarhum suaminya disandingkan dengan nama-nama besar para pejuang HAM internasional.
"Ini sebuah kebanggaan dan apresiasi luar biasa, di mana memang pada kenyataannya Munir diberi penghargaan sebagai salah satu ikon penegakan HAM di dunia. Selama ini dia sebagai pejuang kemanusiaan, (kini) dijadikan satu dengan pejuang lainnya yang luar biasa," ungkap Suci di Gedung Kontras, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2015).
Namun meski bangga, Suci mengaku sebenarnya masih kurang puas dengan hanya nama jalan di negara lain. Dia sebenarnya justru ingin pemerintah Indonesia lebih serius dan berani dalam memperbaiki kasus Munir yang belum ada hasil yang jelas. Pasalnya, orang yang diduga sebagai pelaku utama dalam kasus ini, hingga kini belum juga dieksekusi, malah dianggap diberi kekuatan penuh oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Suci pun berharap agar kasus suaminya tersebut dilakukan peninjauan kembali (PK).
"Sebetulnya sih, saya berharap lebih. Tidak sekadar nama jalan, tetapi juga cermin ke depan agar pemerintah Indonesia lebih berani. Saya pikir, ini jadi langkah awal untuk segera meperbaiki kasus Munir. Kalau perlu PK, segera lakukan PK dengan saksi-saksi baru. Itu yang lebih penting," ujar Suci menambahkan.
Sementara itu, dalam rangka peresmian nama jalan yang dihadiri oleh kerabat para pejuang HAM dan kalangan internasional tersebut, Suci pun mengaku turut diundang untuk berbicara dalam momen penting itu.
"Yang akan bicara di sana adalah Pak Wali Kotanya langsung. Yang pasti, ada diskusi-diskusi yang lain. Saya sendiri diminta bicara ke publik Belanda, tentang apa saja yang sudah kita lakukan dan sudah kami wujudkan dengan almarhum Munir," tutupnya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Novum jadi Pamungkas, Kubu Adam Damiri Beberkan Sederet Fakta Mencengangkan!
-
Soal Udang Kena Radiasi Disebut Masih Layak Dimakan, DPR 'Sentil' Zulhas: Siapa yang Bodoh?
-
Perkosa Wanita di Ruang Tamu, Ketua Pemuda di Aceh Ditahan dan Terancam Hukuman Cambuk!
-
Akui Agus Suparmanto Ketum, DPW PPP Jabar Tolak Mentah-mentah SK Mardiono: Tak Sesuai Muktamar
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae untuk Nadiem, Kejagung: Kami Berpegang Pada Alat Bukti Sah
-
Ada HUT ke-80 TNI dan Dihadiri Prabowo, Tugu Monas Ditutup Sementara untuk Wisatawan Besok
-
Pemprov Sumut Kolaborasi Menuju Zero ODOL 2027
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok