Suara.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon, pada hari Sabtu (25/4/2015) di New York, Amerika Serikat, menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk tidak mengeksekusi 10 terpidana mati kasus narkoba.
Sejauh ini, Indonesia sudah memastikan bahwa tujuh dari 10 terpidana mati, termasuk dua warga negara Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan serta satu warga negara Nigeria akan dieksekusi dalam hitungan hari, kemungkinan paling cepat hari Selasa (28/4/2015).
Selain mereka ada pula warga negara asal Brasil, Ghana, dan Filipina. Sementara itu, seorang terpidana mati asal Prancis, Serge Atlaoui diberikan penangguhan hukuman mati dan tidak akan dieksekusi dalam waktu dekat.
Sekjen PBB Ban Ki-moon, lewat juru bicaranya, mendesak Presiden Joko Widodo untuk "segera mempertimbangkan untuk memberlakukan moratorium hukuman mati di Indonesia, yang mengarah pada penghapusan undang-undang hukuman mati".
"Di bawah undang-undang internasional, jika hukuman mati hendak digunakan, itu seharusnya dikenakan pada kejahatan yang paling serius saja, seperti mereka yang terlibat pada kasus pembunuhan internasional, dan hanya dengan aturan-aturan yang tepat," kata juru bicara Ban.
Seperti diketahui, Indonesia baru kembali memberlakukan hukuman mati pada tahun 2013 silam setelah lima tahun.
"Pelanggaran terkait kasus narkoba secara umum tidak termasuk kategori 'kejahatan paling serius'," tutupnya.
Seruan Ban Ki-moon ini bukan yang pertama. Pada bulan Februari lalu, Ban Ki-moon turut meminta agar hukuman mati yang selama ini diberlakukan di Indonesia dihapuskan.
Menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric, keberatan terhadap eksekusi mati di Indonesia telah disampaikan Ban kepada Menlu RI Retno LP Marsudi.
Dalam pembicaraan antara Ban dan Retno, Sekjen PBB itu menyampaikan keberatannya terhadap eksekusi mati yang baru-baru ini kembali dijalankan di Indonesia.
"PBB menentang hukuman mati dalam segala situasi. Sekjen memohon kepada otoritas Indonesia agar eksekusi terhadap sisa terpidana kasus narkoba tidak dilakukan," ujar Dujarric mengutip pernyataan Ban Ki-moon. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jelang Nataru, Prabowo Minta Peringatan Dini BMKG Jadi Perhatian Serius
-
Borok Ayu Puspita Terbongkar! Uang Calon Pengantin Dipakai Liburan Keluar Negeri dan Bayar Cicilan
-
Tinjau Langsung Pengungsi di Langkat, Janji Prabowo: Kami Tak Akan Tinggalkan Kalian Sendiri
-
Aksi Balas Dendam Matel di Kalibata Picu Kerugian Rp1,2 Miliar, Polisi Rencanakan Upaya Revitalisasi
-
Korban WO Ayu Puspita Tembus 207 Orang, Polisi: Kerugian Sementara Capai Rp11,5 Miliar!
-
Timnas U-22 Gagal Total di SEA Games 2025, Komisi X DPR Minta PSSI Lakukan Evaluasi
-
Terkuak! Sebelum Tewas Dikroyok, 2 Matel di Kalibata Sempat Cabut Paksa Kunci Motor Anggota Polisi
-
Kios hingga Kendaraan Dibakar usai Pengeroyokan Matel di Kalibata, Pramono: Saya Tidak Mau Terulang!
-
Terima Laporan Krisis Air Bersih di Langkat, Prabowo: Kita akan Membantu Semua Warga
-
Perwira Polri Ingatkan Debt Collector Tak Boleh Tarik Paksa Tanpa Putusan Pengadilan!