Suara.com - Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi Golkar Ridwan Hisham mendesak Bareskrim Mabes Polri mengungkap dugaan kasus pengaturan skor pertandingan tim sepakbola Indonesia di ajang SEA Games 2015 oleh bandar judi. Menurut Ridwan praktik pengaturan skor sudah lama terjadi.
"Tangkap saja. Kita minta Bareskrim kerja dengan bagus," kata Ridwan di DPR, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Ridwan mengungkapkan sejak awal Komisi X sudah mencium gelagat mafia pengaturan skor untuk laga sepakbola dalam negeri, namun belum ada yang terungkap.
"Karena itu yang sudah kita sampaikan sejak awal, itu ditengarai ada. Ibaratnya 10 orang ada yang kentut kan nggak tahu siapa, cuma baunya saja. Dulu di polsek atau polres di Surabaya, nggak ada kabarnya sampai sekarang, ini harusnya diseriusin oleh Barskrim," kata dia.
Ridwan mengatakan bandar judi tidak pandang bulu dan tidak mengenal situasi, semua bisa dijadikan perjudian, termasuk ketika tim sepakbola nasional sedang terpuruk.
"Bandar judi itu di tingkat desa ada judi, cuma ini kan tingkatnya beda. Kalau di desa paling kelasnya 100 ribuan, kalau di kota-kota jutaan. Nah kalau di sini (SEA Games) bisa ratusan juta atau mungkin miliaran. Kan semuanya ada. Makanya judi itu tidak bisa diberantas secara tuntas. Karena harus ada pembuktian-pembuktian, karena itu polisi harus mencari lebih canggih judi ini," ujarnya.
"Judi kan bukan cuma prestasi, itu kan semua pertandingan diperjudikan. Bukan hanya yang prestasi dia pakai, yang terjelek dia pakai. Yang penting dia bisa dijual," dia menambahkan.
Ridwan menambahkan Komisi C akan mengevaluasi seluruh cabang olahraga setelah SEA Games 2015.
"Kita akan evaluasi semua, bukan hanya bola, tapi seluruh olahraga. Karena keterpurukan di SEA Games urutan kelima, bukan hasil Menpora sekarang. Ini dampak Menpora sebelumnya, pak Andi (Andi Mallarangeng) dan Pak Suryo (Roy Suryo)," kata Ridwan.
Kasus ini mengemuka setelah perwakilan LBH Jakarta Muhammad Isnur mengungkapkan rekaman percakapan antara BS (mantan pemain dan pelatih sepakbola di Indonesia), perantara kaki tangan bandar judi di Indonesia, dengan bandar asal Malaysia yang berinisial Das. Disebutkan, selama ini, BS dikenal sebagai penghubung para bandar di Singapura dan Malaysia dengan para kaki tangan di Indonesia.
Sehari sebelum pertandingan, menurut Isnur, pada Minggu (14/6/2015), di depan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga serta beberapa anggota tim litigasi pengungkap kasus mafia bola, BS menghubungi Das dan bertanya, "Apakah pertandingan sepakbola antara Indonesia U-23 dan Vietnam U-23 telah diatur?"
Menurut Isnur, bandar itu menyatakan pertandingan timnas U-23 melawan Vietnam diatur untuk memenangkan Vietnam dengan skor lebih dari 4-0.
Pembicaraan itu direkam oleh BS. Saat hari pertandingan, Senin (15/6/2015), BS dan tim Kementerian menyaksikan pertandingan di hotel di kawasan Melawai, Blok M, Jakarta Selatan.
"Kami menyaksikan pertandingan itu. Ternyata pertandingan itu sesuai dengan pernyataan bandar," ujar Isnur. Pada babak pertama, Timnas U-23 kalah telak 4-0. Sebelum babak kedua dimulai, BS menghubungi kembali bandar dan menanyakan berapa skor pada babak kedua pertandingan.
Dalam rekaman, bandar asal Malaysia menyatakan bahwa skor pada babak kedua bertambah untuk kemenangan Vietnam. Dan tepat, kata Isnur, pada babak kedua Indonesia kembali bobol satu gol dan skor akhir bertambah menjadi 5-0 untuk kemenangan Timnas U-23 Vietnam.
Inilah transkrip hasil rekaman dugaan pengaturan skor antara Timnas U-23 dan Vietnam yang tersebar di sejumlah media.
BS : Indonesia kalah berapa bos?
Das : Empat kosong babak pertama. Tapi ada lagi dua atau tiga. ...
BS : Kalah enam kosong atau tujuh kosong?
Das : Lebih tujuh lah saya rasa. Babak pertama sudah empat kosong, babak kedua tidak valid, dua atau tiga lah. Mungkin tiga.
BS : Ini bandar mana yang pakai?
Das : Saya tidak dapat data, tapi saya dapat kabar.
BS : You kabar dari siapa?
DS : Tidak perlu saya ulanglah, kawan saya.
BS : Oke. Ini semua pemain atau berapa pemain?
Das : Semua pemainlah. Semua pemain di pihak sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
'Cuma Buat Nakut-nakutin', Menteri Hukum Bongkar Modus Pencatutan 'Bos Palsu' di Balik Perusahaan
-
Terseret Korupsi hingga Dioperasi Ambeien, Istri Nadiem Curhat: Anak-Anak Tiap Hari Mencari Ayahnya
-
Islah di Menit Akhir? Mardiono dan Agus Suparmanto Bersatu Pimpin PPP
-
Aksi Perlawanan Menggema: Tuntut UU Ketenagakerjaan Berpihak ke Buruh!
-
Warga Dukung Pemekaran Kelurahan Kapuk: Semoga Urusan KTP Tak Lagi Ribet dan Bolak-balik
-
Perwira Junior Berpeluang Isi Jabatan Strategis, Prabowo Mau Hapus Kultur Senioritas di TNI?
-
Target Puncak Emisi Indonesia Mundur ke 2035, Jalan Menuju Net Zero Makin Menantang
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?