Suara.com - Sehari setelah ditetapkan menjadi tersangka kasus pembunuhan Engeline Christina Megawe atau Angeline, Senin (29/6/2015), kemarin, Margriet Christina Megawe alias Margaret menolak diperiksa penyidik Polda Bali.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Hery Wiyanto berharap ibu angkat Angeline serta pengacaranya kooperatif kepada polisi.
"Dari keterangan nyonya M ini nanti akan menjadi bahan dan kelengkapan di kepolisian. Tapi kalau memang yang bersangkutan tidak mau untuk diambil keterangannya sebagai tersangka ya nanti kita akan buatkan berita acara bahwa yang bersangkutan tidak mau untuk dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka dalam kasus ini," katanya di Polda Bali, Denpasar, Selasa (30/6/2015).
Hery berharap kalau Margaret tetap menolak pemeriksaan, ia mau menandatangani berita acara pemeriksaan.
"Kalaupun dia tidak mau tanda tangan lagi terhadap BAP itu, ya berkasnya tetap akan kami kirim (ke pengadilan) juga," katanya.
Hery memastikan sikap Margaret tidak menghambat proses hukum.
"Meskipun dia tidak menandatangani dan menolak diperiksa itu tidak akan menghambat proses hukum, karena itu karena sudah diatur," katanya.
Perempuan kelahiran Sanga Sanga, Kalimantan Timur, tahun 1955, ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan Angeline pada Minggu (28/6/2015) malam. Dia juga sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus penelantaran Angeline pada 14 Juni 2015.
Angeline diadopsi Margaret sejak umur tiga hari pada 2007. Sejak itu, Angeline belum pernah bertemu orangtua kandung, Hamidah dan Rosidik.
Dalam kasus Angeline, polisi sudah menetapkan dua orang menjadi tersangka kasus pembunuhan. Pertama, Agus, orang yang pernah menjadi pembantu Margaret dan kedua Margaret. Sebelumnya, Margaret juga sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus penelantaran anak.
Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orangtua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015).
Tapi ternyata, jasad Angeline ditemukan dalam kondisi terkubur di halaman belakang rumah Margaret, dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015).
Jenazah Angeline ditemukan dalam keadaan tertelungkup memeluk boneka barbie dan dibungkus kain sprei putih.
Dari hasil autopsi RS Sanglah, di lehernya ditemukan bekas jeratan dan banyak sekali tanda kekerasan akibat benda tumpul, bahkan sundutan rokok di tubuh bocah tersebut. Ia juga menjadi korban perbuatan asusila yang dilakukan Agus. Kekerasan yang diterima Angeline diduga sudah berlangsung lama. (Luh Wayanti)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
Terkini
-
Dicekal ke Luar Negeri, Roy Suryo Cs Wajib Lapor Seminggu Sekali
-
Pengamat UGM Nilai Jokowi Melemah dan Kaesang Tak Mampu, Mimpi PSI Tembus Senayan 2029 Bakal Ambyar?
-
Sentil Pemerintah di DPR, Rhoma Irama Jadikan Demam Korea Cermin Sukses Industri Kreatif
-
Roy Suryo Cs 'Lawan Balik' Polisi, Desak Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi
-
Plot Twist Kasus Rizki Nurfadilah: Ngaku Korban TPPO, Ternyata Sadar Jadi Scammer di Kamboja
-
Pohon Tumbang Ganggu Layanan MRT, Gubernur Pramono: Sore Ini Kembali Normal
-
Dugaan Cinta Terlarang Perwira Polisi dan Dosen Untag: AKBP B Dipatsus, Kematian DLV Masih Misteri
-
Jangan Takut Lapor! KemenPPPA Tegaskan Saksi dan Korban KBGO Tak Bisa Dituntut Balik
-
Gerak Dipersempit! Roy Suryo Cs Resmi Dicekal ke Luar Negeri di Kasus Ijazah Jokowi
-
KPK Serahkan Rp 883 Miliar Hasil Perkara Investasi Fiktif ke PT Taspen