Suara.com - Tokoh Agama Romo Benny Susetyo meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menarik revisi UU nomor 30/2001 tentang KPK. Menurutnya, jika tidak dilakukan, situasi perpolitikan dan ekonomi di Indonesia akan semakin gaduh.
"Supaya tidak mengalami kegamangan, karena adanya pro-kontra di publik, dan membuat tidak kondusif perkonomian kita, lebih baik Presiden ambil sikap menarik itu. Sehingga kegaduhan itu selesai. Dan bisa fokus untuk rekover ekonomi, lalu fokus bagaimana mengatasi asap," kata Romo Benny di Kantor ICW, Jakarta, Minggu (11/10/2015).
Menurutnya, revisi UU ini tidak dibutuhkan. Karena persoalan korupsi sudah ada sejak zaman dahulu, dan harus tetap dipertahankan lembaga yang memberantas korupsi itu.
Dia menyoroti sejumlah pasal yang direvisi dalam UU ini. Di antaranya soal regulasi penyadapan yang memerlukan izin Pengadilan Tinggi. Kemudian pembatasan umur KPK, dan lembaga pengawas KPK yang tidak kongkrit.
"Misalnya penyadapan, harus dapat izin dari pengadilan. Kalau dapat izin dari pengadilan kan itu dapat dibocorkan, kita tahu pengadilan kita kan korup. Kemudian pembatasan kinerja KPK. Dan, Ketiga, mereka membuat bagaimana KPK tunduk pada keinginan mereka. Caranya dengan membuat produk undang-undang," kata dia.
Dia melihat, dalih perkuatan KPK dalam revisi ini sebenarnya tidaklah benar. Yang benar, adalah perkuatan KPK untuk kepentingan. Karenanya, hal itu perlu dilakukan perlawanan.
"Reivisi itu lahir dari kesadaran mereka bahwa KPK menggalangi, mengggalangi mereka untuk kebiasaan, habitus kita, yang koruptif, manipulatif dan kolutif. Itu yang sudah jadi kebiasaan. Ketika kebiasaan itu dihentikan, mereka melakukan ini (revisi UU KPK)," katanya.
"Karenanya, adanya aksi publik dan media diharapkan untuk terus mengawal ini. Kalau itu dilakukan, maka kekuasaan akan berpikir dua kali, tapi kalau publik diam, ya akan tetap berjalan," tambah dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan
-
KPK Sita Uang Hingga Mobil dan Tanah dari Dirut BPR Jepara Artha dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Terungkap! Modus Oknum Kemenag Peras Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji
-
PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan
-
Satgas PKH Tertibkan Tambang Ilegal di Maluku Utara: 100 Hektar Hutan Disegel, Denda Menanti!
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal
-
Tanggapi Komeng dan Pramono Soal Banjir, PSI Desak Pemprov DKI Ikut Perbaiki Wilayah Hulu
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?