Suara.com - Lembaga Indonesia Police Watch (IPW) mencatat bahwa selama tahun 2015, ada sebanyak 22 kantor polisi dan fasilitas Polri lainnya diserang, dirusak, serta dibakar massa.
"Meski jumlahnya menurun, tingkat emosional massa terhadap polisi masih cukup tinggi pada tahun 2015 sehingga massa terlalu gampang terprovokasi untuk merusak, menembaki, dan membakar kantor polisi," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, di Jakarta, Senin (28/12/2015).
IPW mencatat, peristiwa terakhir terjadi pada 27 Desember 2015 malam yakni Polsek Sinak, Puncak, Papua, diserang dengan tembakan. Akibat peristiwa tersebut, tiga polisi tewas, satu luka, dan tujuh senjata dibawa kabur pelaku.
"Dengan adanya peristiwa ini pada tahun 2015 ada 21 polisi tewas dan 75 luka," ujarnya.
Di sepanjang 2015, menurut Neta, ada 18 peristiwa penyerangan dan pembakaran yang menyebabkan 21 fasilitas Polri rusak yakni 10 pos polisi, 5 polsek, satu polres, tiga rumah, dua mobil, dan satu sepeda motor polisi.
Sementara wilayah dengan perusakan kantor polisi tertinggi adalah Sulawesi Selatan.
"Di wilayah ini ada lima pos polisi dibakar dan dirusak massa. Di Jakarta dan NTT masing masing ada tiga pos polisi dibakar dan dirusak massa. Di Papua ada 2 kantor polisi dirusak. Di Gorontalo rumah kapolda dan kos-kosan polisi terbakar dilempar bom molotov. Sedangkan di Bengkulu, Jabar, Jogja, NTB, dan Jambi, masing-masing satu fasilitas Polri dibakar dan dirusak massa," ujarnya.
Sementara peristiwa terparah terjadi pada 28 Mei 2015. Saat itu Polres Bima Kota, NTB dirusak puluhan anggota Brimob.
Diduga aksi perusakan ini akibat razia yang dilangsungkan polisi lalu lintas. Dalam razia itu, motor milik salah satu anggota Brimob yang dikendarai oleh keluarganya ditilang polisi, karena tidak menggunakan helm dan tidak membawa kelengkapan surat kendaraan.
"Massa Brimob lalu merusak polres dan kantor Satuan Lantas di Gunung Dua Bima. Serangan itu membuat tujuh polisi luka robek di kepala, bibir, dan bagian tubuh lainnya," katanya.
Beragam kasus ini, kata Neta, menunjukkan bahwa bukan hanya warga yang terlalu gampang emosi melihat sikap dan perilaku aparat Polri di lapangan bahkan sesama aparatpun gampang tersulut emosinya hingga dengan mudah menyerbu kantor aparat lainnya, dan kemudian merusaknya.
Di 2015, IPW mencatat setidaknya ada dua peristiwa anggota Brimob menyerbu kantor polisi dan satu peristiwa TNI merusak kantor polisi.
Kendati demikian, angka perusakan dan pembakaran kantor polisi pada 2015 menurun drastis jika dibanding tahun sebelumnya.
"Tahun 2013 misalnya ada 58 kantor polisi dirusak dan dibakar massa. Tahun 2012 lebih banyak lagi, yakni 85 fasilitas Polri yang dirusak massa, terdiri atas 56 kantor polisi, 18 mobil, 10 motor, dan satu rumah dinas dirusak dan dibakar massa," imbuhnya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar
-
Apresiasi Mendagri untuk Komisi II atas Dukungan terhadap Program Kinerja Kemendagri 2026
-
Penjelasan Lengkap Menkominfo Soal Video Presiden di Bioskop: Transparansi atau Propaganda?
-
Nasib 16 Calon Hakim Agung Ditentukan Besok, Komisi III DPR Gelar Rapat Pleno
-
Bukan karena Isu Ijazah Palsu, KPU Beberkan Alasan Data Capres Dirahasiakan
-
Masih Sebatas Usulan, Menteri HAM Ternyata Belum Sampaikan ke DPR soal Lapangan Demo
-
Integrasi Data dengan Dukcapil Percepat Proses Layanan BRI
-
Giliran Gen Z Timor Leste Demo! Dipicu Pembelian Toyota Prado untuk Anggota DPR