Suara.com - Demonstran warga Iran menyerbu kedutaan Arab Saudi di Teheran, ibukota Iran, awal pada hari Minggu (3/1/2016). Aksi ini oleh pemimpin terkemuka Syiah Muslim Iran diprediksi sebagai "pembalasan ilahi" atas eksekusi oleh Pemerintah Arab Saudi terhadap ulama Syiah terkemuka.
Prediksi Teheran cocok dengan sekutu Syiah Iran di seluruh wilayah. Seperti Sayyed Hassan Nasrallah, kepala milisi Lebanon Hizbullah, menggambarkan eksekusi Arab Saudi tersebut sebagai "pesan darah". Moqtada al-Sadr, seorang ulama Syiah Irak, menyerukan protes marah.
Ketegangan antara kaum Syiah Iran dengan monarki Sunni konservatif Arab Saudi sudah berlangsung lama selama bertahun-tahun. Konflik semakin memanas karena mereka didukung kekuatan politik dari luar yang memang berlawanan dalam perang dan konflik politik di Timur Tengah.
Namun, eksekusi mati Ulama Syiah pada Sabtu (2/1/2016) oleh Arab Saudi telah menimbulkan eskalasi konflik yang meningkat. Kaum Syiah menganggap manuver tersebut akan membuat "Arab Saudi membayar mahal".
Demonstran yang memprotes eksekusi Sheikh Nimr al-Nimr masuk ke gedung kedutaan. Mereka menghancurkan furnitur dan mulai melakukan pembakaran sebelum dikeluarkan oleh polisi.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengutuk eksekusi itu sebagai "tidak manusiawi. Tetapi ia juga mendesak penuntutan "individu ekstremis" pada para demonstran yang menyerang kedutaan dan konsulat Saudi di timur laut kota Masyhad.
Kepala polisi Teheran mengatakan sejumlah massa tak dikenal telah ditangkap karena menyerang kedutaan dengan bom bensin dan batu. Seorang jaksa mengatakan 40 orang ditahan.
"Darah tidak adil tumpah oleh penindasan. Ini tidak diragukan lagi akan segera menunjukkan efek dan ilahi dendam yang akan menimpa politisi Arab," kata Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei seperti dikutip oleh televisi negara Iran.
Pengawal Revolusi Iran telah berjanji "balas dendam yang keras" terhadap Kerajaan Arab Saudi atas eksekusi mati terhadap Nimr yang dianggap teroris oleh Riyadh. Nimr sendiri dipuji di Iran sebagai pahlawan hak-hak di Arab Saudi bagi kaum minoritas Syiah yang selama ini terpinggirkan hak-haknya.
Namun Arab Saudi dan Menteri Luar Negeri Iran mengatakan kedua negara tidak memiliki kepentingan lebih dalam untuk meningkatkan ketegangan di antara mereka. Informasi ini disampaikan oleh juru bicara Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz.
(Reuters)
Berita Terkait
-
EA Akui Risiko Penjualan Ratusan Triliun ke Arab Saudi, Pertahankan Kendali Kreatif
-
Saber Kazemi Alami Mati Otak, Federasi Voli Iran Minta Doa
-
Timnas Voli Putri U-18 Indonesia Raih Perak Usai Duel Sengit Lawan Iran di Final AYG
-
Panduan Ziarah di Arab Saudi: 4 Aturan Penting yang Wajib Diketahui Jamaah!
-
Gila! Arab Saudi Bakal Bangun Stadion di Atas Pencakar Langit untuk Piala Dunia 2034
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?