Suara.com - Warga Australia yang berada di Jakarta mengapresiasi reaksi cepat anggota Polri dalam merespon teror bom di Starbucks dan pos polisi di Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat.
“Saya sangat terkesan dengan profesionalisme dan quick respons dari polisi Jakarta dan pasukan antiteror” kata Will, warga Australia yang bekerja di Jakarta Pusat kepada Suara.com, Jumat (15/1/2016).
Kecepatan aparat keamanan dalam menangani teror membuat masyarakat cepat kembali tenang.
“Hari ini (Jumat) kantor saya sudah kembali normal, suasana tenang lagi,” kata Will.
Will kemudian menceritakan situasi sesaat setelah terjadi serangan kelompok bersenjata di Jalan M. H. Thamrin. Ketika itu, katanya, Will terkejut karena ada begitu banyak informasi yang menyebutkan ledakan terjadi di berbagai tempat. Tetapi, belakangan informasi itu tidak benar. Kekhawatiran Will pun terobati.
Ketika ditanyai apa rencana sesudah peristiwa ini, Will mengatakan akan menghindari tempat-tempat keramaian atau area yang banyak dikunjungi turis asing, terutama orang barat.
“Jika ada ancaman dan tindakan teror lain yang terjadi pada beberapa hari mendatang, saya akan menjadi semakin ragu tetap tinggal di Jakarta. Namun sekarang, saya merasa nyaman karena serangan Sarinah dianggap sebagai insiden yang terisolasi,” kata Will.
Kekhawatiran juga sempat dirasakan Ruth, anak magang di sebuah LSM Jakarta. Ruth kemudian terinspirasi sikap positif teman kantornya terhadap teror itu. Dia mengagumi ketangguhan warga Jakarta dalam merespon dampak serangan.
Keluarga di Australia khawatir
Pada saat ini, ada banyak warga Australia muda yang magang di Jakarta, keluarga dan orangtua mereka di Australia sempat panik begitu tahu ada serangan teroris di pusat Ibu Kota Jakarta.
Seperti yang dialami ibu bernama Debby yang tinggal di Melbourne yang kini putrinya belajar di Jakarta.
“Saya berada di-appointment ketika saya membaca teks dari putriku. Semua yang dapat saya pikirkan adalah keadaan di Jakarta, jadi saya menyelesaikan appointment-nya lebih awal supaya bisa hubungi putri saya,” kata Debby.
Untungnya, putri dari ibu Debby tidak berada lokasi kejadian saat serangan terjadi. Tetapi berita yang terdengar sampai Australia kemarin menyebutkan keadaan di Jakarta tidak terkendali.
“Saya tidak benar-benar percaya putri saya akan tewas, tetapi saya khawatir bahwa ada kemungkinan komunikasi akan hilang, saya tidak akan tahu lokasinya dan jika putriku aman atau tidak,” katanya.
“Paling tidak liputan media di Australia mantap, cepat. Cuplikan dan laporan ditayangkan live di beberapa stasiun berita,” Debby menambahkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis