Suara.com - Fraksi Partai Nasdem mengirimkan surat teguran kepada pimpinan Fraksi PDIP. Surat ini meminta Fraksi PDIP untuk menegur anggotanya di Komisi III DPR, Masinton Pasaribu, lantaran pernyataannya yang dinilai "menyesatkan".
"Iya, benar (surat tersebut sudah dikirim)," kata Wakil Ketua Fraksi Partai Nasdem, Irma Suryani, saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Surat tersebut ditandatangani Ketua Fraksi Partai Nasdem, Victor Laiskodat, dan Sekretaris Fraksi Syarief Al Kadrie, tertanggal 21 Januari 2016. Dalam surat itu, Nasdem meminta Masinton untuk meminta maaf atas pernyataannya dengan batas waktu 3x24 jam.
Berikut petikan surat, yang antara lain ditembuskan ke pimpinan DPR, pimpinan Komisi III DPR, Ketua Umum DPP PDIP, serta Sekjen DPR RI tersebut:
Sehubungan dengan Rapat Kerja Komisi III dengan Jaksa Agung yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Januari tahun 2016, bertempat di ruang rapat Komisi III DPR RI, di mana dalam rapat tersebut anggota Fraksi saudara atas nama Sdr. Masinton Pasaribu dengan nomor Anggota A-146 atas pernyataannya dalam rapat: "mengingatkan Prasetyo (Jaksa Agung) bahwa dalam kasus-kasus Freeport dan Mobile 8 ada pertarungan antar geng dan dalam Mobile 8 ada pertarungan Surya Paloh dan Hari Tanoe."
Maka dengan ini Fraksi Partai Nasdem menyatakan:
1. Bahwa apa yang disampaikan dalam pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang menyesatkan dan tidak berdasar pada fakta yang ada.
2. Bahwa Ketua Umum Partai Nasdem Bpk. Surya Paloh tidak mempunyai hubungan dengan penanganan perkara-perkara di Kejaksaan Agung.
3. Bahwa pernyataan tersebut bagi Fraksi Partai Nasdem telah mencederai hubungan baik yang telah berjalan antara Partai Nasdem dan PDIP.
4. Mempertanyakan pernyataan tersebut apakah merupakan sikap Pimpinan Fraksi PDIP.
Untuk itu Fraksi Partai Nasdem meminta kepada Pimpinan Fraksi PDIP untuk menegur Sdr. Masinton Pasaribu dengan Nomor Anggota A-446 dan kepada yang bersangkutan untuk menarik pernyataannya dan meminta maaf melalui Media Massa baik cetak maupun elektronik, selambat-lambatnya dalam waktu 3x24 jam setelah surat ini diterima.
Bila tidak mendapatkan permohonan maaf, maka kami akan menempuh upaya hukum dan upaya-upaya lain yang dianggap perlu.
Demikian surat ini kami sampaikan dalam semangat untuk menjaga kebersamaan dalam Koalisi Partai Pendukung Pemerintah.
Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Dihubungi terpisah, Masinton menganggap surat teguran ini sebagai sikap reaksioner pimpinan Fraksi Nasdem yang menurutnya belum paham prinsip berdemokrasi. Sebab menurutnya, pernyataannya itu disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi III bersama Jaksa Agung Prasetyo.
"Saya sampaikan ini dalam forum rapat Komisi III bersama Jaksa Agung, dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi dasar saya sebagai anggota DPR melakukan fungsi pengawasan," kata Masinton.
Masinton menambahkan, pernyataannya itu juga sudah sesuai konstitusi dan perundang-undangan, sehingga dia tidak perlu meminta maaf. Selain itu, sebagai anggota DPR, dia menurutnya memiliki Hak Imunitas dalam berpendapat, sesuai Pasal 224 UU MD3.
"Yang (saya) sampaikan normatif. Masa berpendapat kritis dilarang? Saling menghormati perbedaan pendapat (harusnya). Perbedaan bukan berarti permusuhan. Dan saya tidak akan menyampaikan permohonan maaf apa pun. Karena itu prinsip yang dijamin oleh UU," kata Masinton.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung