Suara.com - Kepolisian Rusia mengungkap latar belakang perawat bayi pemenggal balita di Moskow, Rabu (2/3/2016). Seperti dikutip dari Dailymail, perawat bernama Gyulchekhra Bobokulova itu ternyata mengidap penyakit schizophrenia dan dicampakkan oleh sang suami setelah perceraian mereka.
Bobokulova, menurut sumber di kepolisian Rusia, dikabarkan terdaftar sebagai salah satu pasien klinik psikiater di kampung halamannya di Uzbekistan. Kondisinya kesehatan jiwanya memburuk dalam beberapa bulan terakhir.
Seperti dikabarkan sebelumnya, si perawat yang mengenakan hijab hitam berjalan-jalan di jalanan Moskow sambil membawa potongan kepala balita yang ia asuh, Nastya Meshcheryakova. Ia baru diringkus aparat kepolisian setelah sekitar satu jam berkeliling kota.
Kepada aparat yang menangkapnya, Bobokulova, menunjukkan apartemen tempat di mana ia menghabisi nyawa Nastya, lalu memenggal kepalanya dengan pisau dapur. Ia meninggalkan tubuh Nastya, balita yang mengalami kesulitan belajar itu, di tempat tidurnya.
Sebagaimana dilansir LifeNews, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan polisi, Bobokulova telah menikah selama 12 tahun dan baru bercerai beberapa waktu lalu di Uzbekistan. Setelah dicerai, ia mengaku "dibuang ke jalanan". Tiga anak yang ia dapat dari pernikahan tersebut diserahkan untuk dirawat beberapa kerabat Bobokulova di kawasan Samarkand, Uzbekistan.
Bobokulova bertemu dengan lelaki baru setahun silam dan bersedia menjadi istri kedua lewat pernikahan di bawah tangan. Namun, empat bulan lalu ia kembali ke Uzbekistan dan tidak lagi bertemu dengan lelaki tersebut.
"Suami kedua saya dilahirkan pada tahun 1967. Saya baru saja bertemu dia. Tapi ia sudah tak terlihat selama sekitar empat bulan. Ia pergi," kata Bobokulova.
"Ia menjadikan saya istri kedua dan sekarang ia tinggal bersama istri pertamanya. Saya tidak punya suami sah sekarang. Suami pertama saya lahir pada tahun 1975," sambungnya.
Tak hanya Bobokulova yang diinterogasi. Kerabat dan orangtua Bobokulova di Uzbekistan juga diperiksa, sementara sang suami juga sudah dipanggil polisi.
Menurut salah satu kerabat, Bobokulova terkenal sebagai seorang perempuan yang aneh.
"Siapapun di sini tahu siapa Gyulchekhra. Ia adalah perempuan yang aneh," kata sang kerabat menggunakan nama depan Bobokulova.
"Ada satu penjelasan: ia mengidap schizophrenia. Ia terdaftar sebagai pasien di klinik psikiater untuk waktu yang lama dan punya dokumen medis khusu. Siapapun tahu itu," sambungnya.
"Ia tak bisa mendapat pekerjaan di sini. Hal-hal aneh sering terjadi padanya di musim semi. Orangtuanya mengetahui hal itu dan membawanya ke klinik psikiater saat musim semi tiba. Kondisinya menurun. Sebelumnya itu tidak terlalu kelihatan, namun seiring waktu kondisinya makin memburuk," katanya.
Kerabat lelaki Bobokulova itu mengatakan, sekitar 15 tahun lalu, si perempuan pernah dirawat di rumah sakit selama dua tahun.
"Segera setelah itu, ia menuju Moskow dan dengan mudah mendapat pekerjaan di sana. Ia kerap mengunjungi keluarganya, seperti pada tahun baru dan hari libur lainnya," kata si kerabat.
Menurutnya, Bobokulova kemungkinan berhasil mengelabuhi otoritas medis di Rusia bahwa dia sebenarnya mengidap gangguan jiwa.
"Semua orang di sini membicarakan tentang hal itu. Ia tidak membawa dokumen medis apapun. Ia tidak mengatakan kepada siapapun tentang kondisinya," lanjutnya.
Masih menurut si kerabat, Bobokulova sudah lama tidak tinggal bersama suaminya. Pada tahun 2000, Bobokulova dinyatakan mengidap penyakit jiwa.
"Ia menjadi amat sakit sejak itu, ia sering mengalami serangan. Amat berbahaya hidup bersamanya, maka suaminya, Radmin, pergi meninggalkannya," ujarnya.
"Mereka resmi bercerai pada tahun 2002. Radmin kemudian menikah lagi dan punya dua anak dari istri baru. Yang tertua tinggal bersama orangtua Gyulchekhra, sementara yang kecil tinggal dengan ayahnya," sambungnya.
"Jadi Radmin dan istri keduanya merawat empat anak. Radmin tidak bekerja sekarang, demikian pula dengan istrinya. Amat sulit mencari pekerjaan di sini. Gyulchekhra tidak memberikan uang kepada kerabatnya," pungkasnya.
Menurut keterangan polisi Moskow, Bobokulova mau bekerjasama dengan penyidik. Ia menunjukkan bagaimana ia membunuh balita yang ia rawat itu. Ia mencekik si balita sebelum kemudian memutilasinya dengan pisau dapur.
Di jalanan, ia berteriak-teriak dan mengaku sebagai teroris dan mengancam akan meledakkan diri. Namun, setelah penyelidikan, polisi memastikan bahwa tidak ada bukti keterkaitan Bobokulova dengan kelompok ekstrimis maupun teroris manapun. (Dailymail)
Berita Terkait
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
OPEC+ Ngotot Tambah Produksi 137 Ribu BPH, Pasar Panik!
-
Prosesi Pemakaman Naufal Takdri Al Bari, Atlet Gimnastik yang Meninggal di Rusia
-
Vietnam Temukan Winger Keturunan Rusia, Dipanggil untuk Perkuat Timnas U-23
-
Prestasi Naufal Takdir Al Bari, Atlet Senam Muda Meninggal saat Kecelakaan Latihan di Rusia
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Akali Petugas dengan Dokumen Palsu, Skema Ilegal Logging Rp240 Miliar Dibongkar
-
Pemprov DKI Ambil Alih Penataan Halte Transjakarta Mangkrak, Termasuk Halte BNN 1
-
Menag Ungkap Banyak Pesantren dan Rumah Ibadah Berdiri di Lokasi Rawan Bencana
-
Menag Ungkap Kemenag dapat Tambahan Anggaran untuk Perkuat Pesantren dan Madrasah Swasta
-
Gus Irfan Minta Kejagung Dampingi Kementerian Haji dan Umrah Cegah Korupsi
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Usai Insiden Al Khoziny, Pemerintah Perketat Standar Keselamatan Bangunan Pesantren
-
Kalah Praperadilan, Pulih dari Operasi Ambeien, Nadiem: Saya Siap Jalani Proses Hukum
-
PLN Siap Jadi Motor Dekarbonisasi, Hashim Djojohadikusumo Tegaskan Posisi RI di Paris Agreement
-
Berapa Kekayaan Eric Trump yang Ingin Ditemui Prabowo Subianto?