Suara.com - ISIS dikabarkan telah melatih sedikitnya 400 petempur untuk melakukan gelombang serangan di Eropa. Kelompok tersebut dikabarkan telah menyiagakan sel-sel teror yang saling terkait satu sama lain seperti yang ada di Brussels dan Paris, demikian dilansir Associated Press.
Disebutkan pula bahwa, sel-sel teroris tersebut sudah diberikan perintah untuk memilih waktu, tempat, dan metode serangan. Tujuannya, untuk menghasilkan kerusakan yang maksimum.
Serangan di Paris dan Brussels menunjukkan bahwa kelompok ISIS di Eropa masih punya taji, meski sudah digempur habis-habisan di Suriah dan Irak. Sejumlah pejabat intelijen Eropa, Irak, dan seorang jaksa penuntut umum Prancis yang menelusuri jaringan ISIS, menyebutkan soal keberadaan kamp di Suriah, Irak, dan bekas negara pecahan Uni Soviet yang dihuni para petempur yang dilatih untuk menyerang negara-negara Barat.
Sebelum terbunuh dalam serangan polisi, otak serangan teror Paris mengaku masuk ke Eropa dalam kelompok yang beranggotakan 90 orang. Orang-orang tersebut menyebar ke segala tempat.
Namun, penangkapan tersangka teror Paris, Salah Abdeslam, pada hari Jumat pekan lalu tak berhasil mencegah serangan teror yang menghantam Bandara Brussels dan stasiun kereta bawah tanah empat hari kemudian. Sebanyak 34 orang tewas, sementara 270 lainnya terluka. Saat ini, polisi masih memburu seorang tersangka yang terlibat dalam serangan di Brussels.
Seorang kepala komisi pelacak jaringan jihad, Senator Prancis Nathalie Goulet, mengatakan bahwa ada sekitar 400 sampai 600 petempur ISIS yang dilatih secara khusus untuk melakukan serangan di luar Suriah dan Irak.
"Faktanya adalah bahwa jika kita tahu ada berapa banyak mereka di sana (Brussels), ini mungkin tak terjadi," kata Goulet.
ISIS mengklaim serangan teror di Brussels dilakukan oleh "tentara sel rahasia" yang dikerahkan ke ibu kota Belgia untuk melakukan teror. Keberadaan sel rahasia tersebut dikonfirmasi oleh Europol, agensi polisi Uni Eropa. Para Januari, Europol menyebut bahwa intel meyakini bahwa kelompok tersebut tengah dilatih untuk melakukan serangan bergaya "pasukan khusus".
Menurut seorang pejabat keamanan Europol yang enggan disebut namanya, para petempur tersebut dilatih strategi perang, menggunakan bahan peledak, dan teknik pengintaian.
"Perbedaannya adalah ketika pada 2014, sejumlah petempur ISIS hanya diberikan pelatihan selama beberapa pekan, kini strateginya berubah. Mereka membentuk pasukan khusus. Pelatihannya lebih lama," kata pejabat tersebut.
"Tujuannya bukan lagi membunuh orang sebanyak mungkin, namun melakukan operasi teror sebanyak mungkin, sehingga pasukan musuh terpaksa menggunakan lebih banyak anggaran dan sumber daya. Ini lebih kepada irama teror," lanjutnya. (Independent)
Tag
Berita Terkait
-
Empat Pendukung ISIS di Sumatera Diciduk Densus 88! Gunakan Media Sosial untuk Provokasi Teror
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum