Suara.com - Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, pada Jumat (10/1) menegaskan bahwa Amerika Serikat adalah satu-satunya pihak yang menjadi mitra utama Turki dalam isu-isu di timur laut Suriah. Pernyataan ini disampaikan di tengah upaya Washington meredam ancaman Ankara yang berencana melancarkan operasi militer terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sekutu AS yang berperan penting dalam memerangi ISIS.
Ankara menganggap SDF memiliki hubungan erat dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok yang oleh Turki dan sejumlah negara Barat dicap sebagai organisasi teroris.
“AS adalah satu-satunya pihak yang kami ajak berdialog mengenai perkembangan di timur laut Suriah,” ujar Fidan, sembari mengabaikan kekhawatiran negara-negara Barat lainnya terkait ekstremis yang ditahan di wilayah tersebut.
Fidan juga mengkritik Prancis yang menurutnya tidak mengindahkan keamanan Turki dengan membiarkan ekstremis asal negaranya tetap ditahan oleh SDF.
“Mereka memiliki kebijakan untuk tidak memulangkan tahanan ISIS ke negaranya sendiri, tetapi mereka tidak peduli terhadap keamanan kami,” tegas Fidan.
Ia menambahkan bahwa tujuan utama Turki adalah menciptakan stabilitas di Suriah, bukan memperburuk situasi.
Menanggapi kemungkinan keterlibatan pasukan Prancis di timur laut Suriah, Fidan menyarankan agar Prancis lebih fokus memulangkan warganya yang terlibat ekstremisme dan mengadilinya di dalam negeri.
“Jika Prancis ingin melakukan sesuatu, mereka seharusnya membawa pulang warganya, menempatkan mereka di penjara, dan mengadili mereka sesuai hukum yang berlaku,” ujar Fidan.
Meskipun AS terus menegaskan peran penting SDF dalam menjaga wilayah timur laut Suriah dari ancaman ISIS, Fidan menyatakan bahwa misi utama SDF hanyalah menjaga tahanan ISIS di kamp dan penjara.
Baca Juga: Jaksa Sarankan Trump Tidak Dipenjara Saat Vonis Kasus Uang Tutup Mulut
Dalam wawancara sebelumnya dengan media Prancis, Fidan menuding negara-negara Barat, termasuk AS, menggunakan organisasi yang dianggap teroris oleh Turki untuk menahan para ekstremis.
Berita Terkait
-
Jaksa Sarankan Trump Tidak Dipenjara Saat Vonis Kasus Uang Tutup Mulut
-
Kebakaran Hutan Hancurkan Los Angeles, Ribuan Rumah Ludes, 10 Jiwa Melayang
-
Nasib Tragis Tiga Remaja Inggris yang Menjadi Pengantin ISIS
-
Era Robot Canggih Dimulai: Atlas dan Masa Depan Dunia Kerja
-
Joe Biden Ungkap Perkembangan Kesepakatan Gencatan Senjata Israel dan Hamas
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui