Suara.com - Keluarga Rinaldi salah satu korban yang disandera kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf di Filipina berharap bisa dibebaskan dengan selamat dan dipulangkan ke Indonesia.
"Kami selalu berdoa untuk keselamatan Aldi, semoga Tuhan memberinya perlindungan agar kami bisa berkumpul kembali," harap Hamsiar, tante Renaldi dengan wajah sedih di rumahnya jalan Tinumbu, lorong 132, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menurut dia, sosok Rinaldi itu periang dan suka menolong orang serta berjiwa sosial. Sebelumnya korban pernah mengirim gambar kapal ditempat dia bekerja dan kapal itupun akhirnya dibajak para teroris di Filipina.
Meski Aldi diketahui pernah tinggal di Makassar dan mengambil identitas di kelurahan Layang untuk mengurus administrasi masuk sekolah pelayaran di Barombong, namun kampung kelahirannya berada di Towollu, Desa Lampenai, Wotu, Kabupaten Luwu Timur.
"Mohon didoakan agar semua selamat termasuk Aldi dan teman-temannya agar bisa pulang kembali bersama-sama," sebutnya sambil meneteskan air mata.
Pihak keluarga mendukung sepenuhnya langkah aparat keamanan guna membebaskan semua sandera. Selain itu meminta agar pemerintah terus memberi kabar perkembangan yang terjadi.
Rinaldi (24) merupakan anak pertama dari tiga bersudara pasangan Amiruddin dengan Roslian saat ini berdomisili di gang Merak I, jalan Pulau Irian, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Sebelumnya Rinaldi bersama sembilan rekannya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di perairan Filipina. ke 10 WNI ini diketahui adalah awak dua kapal Indonesia yakni kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang dibajak kelompok milisi bersenjata pada 26 Maret 2016.
Kapal tersebut membawa 7.000 ton batubara berangkat dari Sungai Puting Kalimantan Selatan pada 15 Maret 2016 menuju Batangas Filipina Selatan. Saat pembajakan berlansung di perairan Tawi-tawi Filipina Selatan. Para pembajak meminta tebusan 50 juta peso atau setara Rp14,4 miliar.
Sementara Kapolda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Irjen Pol Pudji Hartanto Iskandar memerintahkan para Kapolres untuk mendampingi keluarga korban penyanderaan di Filipina oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Benar, laporan yang saya terima ternyata tiga dari 10 orang warga yang disandera itu ternyata orang Sulsel. Karenanya, saya langsung koordinasikan dengan pihak-pihak terkait termasuk Kapolres," ujarnya.
Ia mengatakan pendampingan kepada keluarga korban penyanderaan itu yakni memberikan perkembangan informasi atas upaya negosiasi yang dilakukan pemerintah.
"Saya perintahkan Kapolres agar mendatangi rumah korban. Berikan semangat, berikan perkembangan informasi dan kuatkan terus para keluarga dan ajak untuk selalu berdoa," katanya.
Selain Aldi dua korban sandera lainnya asal Sulsel yakni Suryanto, warga Jalan Andi Kolli, Siwa; dan Mahmud, warga Lingkungan benteng RT 1 Kelurahan Benteng, Pitumpanua merupakan warga Kabupaten Wajo, Sulsel. (Antara)
Tag
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Forum Debat Mahasiswa Semarang: Suarakan Kebijakan Publik dan Masa Depan Indonesia
-
Kuasa Hukum Beberkan Alasan: Penetapan Nadiem Makarim Sebagai Tersangka Dinilai Cacat Hukum
-
Dua Sekolah Internasional di Tangerang Selatan Dapat Teror Bom, Saat Dicek Ternyata Nihil
-
Tebuireng Disebut Jadi Contoh Bangunan Pesantren Ideal oleh Menteri PU
-
Biaya Hanya Rp 75 Ribu, Ini Daftar Lokasi SIM Keliling DKI Jakarta Hari Ini
-
Kementerian PU Akan Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Berapa Perkiraan Biayanya?
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'