Suara.com - Sadiq Khan terpilih menjadi Wali Kota London pertama yang beragama Islam, demikian diwartakan media-media Inggris, Jumat (6/5/2016). Politikus asal Partai Buruh itu mengalahkan Zac Goldsmith dari Partai Konservatif dalam pemilihan umum ketat, yang diwarnai kampanye bernuansa SARA.
Meski pengumuman resmi hasil pemilihan belum diumumkan hingga Jumat malam, tetapi Partai Buruh telah mengklaim kemenangan Khan. Sejumlah pemimpin dunia juga telah mengirim ucapan selamat kepada politikus 45 tahun berdarah Pakistan itu.
"Mengirim ucapan selamat untuk wali kota baru London, sesama rekan yang memperjuangkan perumahan murah," tulis Wali Kota New York, Amerika Serikat di media sosial Twitter, sembari menyebut akun Khan, @SadiqKhan.
Ucapan selamat juga datang dari Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls.
"Selamat @SadiqKhan untuk kemenangan yang luar biasa di London. Berharap bisa menyambut Anda di Prancis," tulis Valls juga di akun Twitter-nya.
Menurut perhitungan sementara yang ditayangkan oleh BBC dan The Guardian hingga Sabtu dini hari waktu Indonesia (7/5/2016), Khan telah meraih 44,2 persen suara, sementara Goldsmith meraih 35,6 persen suara.
Kemenangan Khan dinilai penting karena ia mewakili kaum minoritas di Inggris - seorang keturunan imigran Pakistan yang beragama Islam, dan berasal dari kelas bawah. Ayahnya bekerja sebagai sopir bus di London. Keluarganya menyewa rumah yang disediakan pemerintah di salah satu lingkungan miskin di selatan London.
Sementara lawannya, Goldsmith (41), adalah putera seorang jutawan terkemuka di Inggris.
Dalam kampanye jelang pemilihan, Goldsmith menuding Khan sebagai pendukung ideologi radikal karena pernah berbicara di podium yang sama dengan seorang ulama garis keras dan memberikan angin segar kepada para ekstremis.
Tudingan Goldsmith itu dinilai sebagai bentuk kampanye busuk di Inggris, meski juga dibela oleh para politikus Konservatif.
Khan membela diri atas tudingan Goldsmith itu dan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Muslim moderat, yang sepanjang hayatnya telah berjuang melawan ekstremisme.
Di London Khan akan menggantikan Boris Johnson dari Partai Konservatif, yang telah memimpin selama delapan tahun. Johnson kini sedang menjajaki peluang untuk bertarung merebut kursi ketua partai dan perdana menteri Inggris.
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Arya Daru 24 Kali Check In Hotel dengan Rekan Kerja, Polisi Didesak Dalami Jejak Vara!
-
DPR Desak Kemenkes Sanksi Tegas 4 RS di Papua yang Tolak Pasien Ibu Hamil
-
Gerindra Luncurkan Layanan Informasi Partai Berbasis AI, Kemenakan Prabowo Singgung Transparansi
-
Buntut Surat Edaran, PBNU Akan Gelar Rapat Pleno Tentukan Nasib Gus Yahya
-
Geger Kematian Ibu Hamil di Papua, Pimpinan DPR Sebut Negara Lalai: No Viral No Justice
-
Profil dan Rekam Jejak Suryo Utomo: Eks Dirjen Diperiksa Kejagung Buntut Kasus Korupsi Pajak
-
Analis Beberkan Peluang PKS-Demokrat Berkoalisi di 2029, Mau Usung Prabowo Lagi?
-
Waketum Beberkan Bukti SE Pencopotan Gus Yahya Palsu: Surat Resmi PBNU Harus Penuhi 4 Unsur
-
Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Bisa Bebas Kamis Besok Berkat Rehabilitasi Prabowo
-
Kejagung Ungkap Alasan Suryo Utomo Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Manipulasi Pajak