Suara.com - Insiden penembakan gorila di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat menuai kecaman dari berbagai pihak. Mereka mengkritik sistem pengamanan kebun binatang dan keputusan petugas untuk menembak mati gorila tersebut.
Seperti diketahui, petugas terpaksa menembak gorila tersebut setelah seorang bocah empat tahun tergelincir masuk kandang hewan primata tersebut. Gorila jantan bernama Harambe itu mendekati bocah yang tercebur ke parit tersebut dan menyeretnya mengelilingi kandang.
Sudah lebih dari 2.000 orang menandatangani petisi di Change.org yang mengkritik tajam Departemen Kepolisian Cincinnati dan pengelola kebun binatang. Mereka juga menuntut agar orangtua si bocah diminta bertanggungjawab karena tidak mengawasi anak mereka dengan baik.
Kepolisian Cincinnati, pada Minggu (29/5/2016), mengatakan bahwa kedua orangtua bocah tersebut tidak akan dituntut secara hukum. Namun, kata polisi, penuntutan bisa saja dilakukan oleh jaksa penuntut umum daerah Hamilton County. Juru bicara jaksa belum berkomentar soal hal tersebut.
Otoritas terkait juga tidak menyebutkan identitas si bocah maupun orangtuanya. Mereka pun belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.
Sebuah laman Facebook berjudul "Justice for Harambe" muncul, dan sudah mendapat lebih dari 3.000 like, sehari setelah insiden yang menewaskan Harambe. Harambe, gorila berbobot 181 kilogram tersebut, ditembak mati setelah 10 menit lamanya menyeret seorang bocah yang tercebur ke parit kandangnya.
Gorila berusia 17 tahun tersebut adalah hewan langka dan hampir punah. Pihak kebun binatang berencana untuk membiakkan Harambe.
Kepada televisi setempat, sejumlah saksi mata mengatakan bahwa si bocah berulang kali mengungkapkan keinginannya untuk masuk kandang gorila. Beberapa menit kemudian, si bocah memanjat pagar kandang dan terjatuh dari ketinggian 3,7 meter ke dalam parit yang mengelilingi habitat Harambe.
Direktur kebun binatang, Thane Maynard mengatakan, apa yang dilakukan Tim Reaksi Hewan Berbahaya sudah tepat. Pasalnya, nyawa sang anak jadi taruhannya apabila si gorila tidak segera ditembak.
Menurut Maynard, tim tersebut memutuskan menggunakan peluru tajam ketimbang peluru bius karena peluru bius akan bereaksi agak lama jika gorila dalam keadaan cemas.
"Mereka membuat pilihan yang sulit dan mereka mengambil tindakan tepat karena mereka menyelamatkan nyawa bocah kecil itu," kata Maynard.
Bocah tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Anak Cincinnati untuk dirawat. Beruntung, si bocah tidak mengalami luka serius. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
- 
            
              Penampakan Gorila Tertua di Dunia Rayakan Ulang Tahun ke-68
 - 
            
              Wajib Tahu! 8 Arti Mimpi Dikejar Gorila, Ada Kaitannya dengan Keluarga?
 - 
            
              Taman Margasatwa Ragunan Beri Imbauan Ini untuk Pengunjung yang Ingin Hadiri Ulang Tahun Komu
 - 
            
              Bermarkas di Apartemen, Pemuda Produsen Sinte di Jakarta Kicep usai Diciduk Polisi, Tampangnya Melas!
 - 
            
              Sulap Apartemen jadi Home Industri Tembakau Gorila, Pemuda Cengkareng Terancam Hukuman Mati
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Episode Final Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas, Ajang Pembuktian Kehebatan UMKM Lokal
 - 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah