Suara.com - Omar Mateen merupakan warga asal Fort Pierce, Florida, Amerika Serikat, dan sampai akhir hayatnya berusia 29 tahun.
Dia menjadi tersangka penembakan massal hingga menewaskan sedikitnya 50 orang dan lebih 50 orang lainnya luka-luka di Pulse Orlando, sebuah klub malam bagi kaum gay di Orlando.
Di tengah serangan, Mateen sempat menelepon 911 dan berjanji setia kepada ISIS, menurut dua orang pejabat penegak hukum.
Pendukung ISIS telah bersorak atas pembantaian ini melalui sosial media. Kelompok ISIS melakukan propaganda dengan mengklaim bahwa Omar adalah "pejuang" ISIS.
Namun, tidak ada bukti ISIS telah melakukan pengarahan dan memiliki pengetahuan sebelum peristiwa terjadi, kata pengamat terorisme kepada ABC News.
ISIS, yang berbasis di Suriah, telah menargetkan kaum gay untuk melakukan penyiksaan dan pembunuhan di Timur Tengah dan beberapa anggota ISIS bahkan merekap aksi kejamnya saat melempar orang-orang yang dicurigai gay dari atap bangunan.
Pejabat itu menambahkan, selama Mateen menelepon 911, dia juga menyinggung peristiwa pemboman Marathon Boston, Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev.
Mateen sendiri masuk dalam "radar" pejabat keamanan AS untuk beberapa waktu, namun bukan target penyelidikan khusus.
Tersangka juga pernah dipantau FBI karena dua kejadian. Yakni, tahun 2013 ketika dia bikin komentar "keras" kepada rekan kerjanya. Kemudian tahun berikutnya, Mateen dikaitkan dengan orang radikal di AS yang menjadi pembom bunuh diri di Suriah.
Orangtua Mateen berasal dari Afghanistan. Dia lahir di New York, namun tinggal di sebuah apartemen di Fort Pierce, Florida, lebih dari 100 mil dari Orlando.
Pejabat juga mengatakan, Mateen membeli dua senjata, pistol, dan "senjata laras panjang" hanya beberapa hari sebelum peristiwa penembakan. Dia menggunakan senjata untuk menyerang adalah pistol Glock dan senapan serbu AR-15.
Mateen punya dua senjata api legal, baik yang berakhir pada bulan September 2017. dia bekerja untuk perusahaan keamanan G4S sejak tahun 2007.
Catatan publik juga menunjukkan Mateen bercerai tahun 2011. Mantan istrinya mentakan, Mateen melakukan kekerasan, emosi tidak stabil dan sering memukul saat masih berumah tanggal.
Mantan istrinya mengatakan bahwa dia bertemu Mateen melalui sosial media sekitar delapan tahun lalu dan pindah ke Florida untuk menikahinya, seperti dilaporkan Washington Post.
"Dia bukan orang yang stabil," kata mantan istri. "Dia memukuli saya. Dia pulang dan mulai memukuli saya karena cucian tidak selesai atau seperti itu."
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026