Suara.com - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan mulai melakukan uji coba integrasi sistem transaksi di gerbang Tol Palimanan, Senin pagi (13/05). Integrasi sistem transaksi ini dilakukan guna memperlancar arus lalu lintas beberapa jalan tol dengan mengurangi antrian di sejumlah gerbang tol.
Adapun ruas tol tersebut adalah Jakarta-Cikampek dengan Cikampek-Palimanan, Cikampek-Purwakarta-Padalarang, Padalarang-Cileunyi yang tergolong dalam Cluster I. Kemudian tol Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, serta Pejagan-Pemalang dalam Cluster II.
Kepala BPJT, Hery Trisaputra Zuna mengatakan meski baru memasuki tahap uji coba, integrasi sistem transaksi pada ruas-ruas tol tadi harus bisa diimplementasikan sebelum arus mudik Lebaran tahun 2016. Integrasi ini, kata dia, akan diberlakukan permanen bahkan seusai arus mudik berlalu.
"Uji coba tanggal 13 Juni ini tidak dibatasi waktu. Apabila ada yang kurang akan dilakukan evaluasi," jelas Hery di hadapan puluhan awak media, di Palimanan.
Herry mengatakan integrasi ini diharapkan mampu mengurai antrean kendaraan secara optimal. Konkritnya, integrasi ini akan mengurangi jumlah barier gate (gerbang tol) dari Gerbang Tol Cikarang Utama hingga Brebes Timur guna mempercepat transaksi di gerbang tol. Para pengendara yang asal dan tujuannya perjalanannya meneruskan, hanya perlu melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol tujuan sehingga tidak perlu lagi bertransaksi di gerbang Tol Cikopo, Plumbon, Ciperna, dan Mertapada.
Di keempat gerbang tol tersebut, pengendara hanya akan melewati tanpa transaksi, sehingga Gerbang Palimanan menjadi gerbang tol bersama (joint gate) bagi cluster I dan II, dibawah operator PT. Lintas Marga Sedaya. Di setiap cluster pengumpulan biaya tol (tunai dan non tunai) dilakukan terintegrasi dengan sistem tertutup (berdasarkan jarak tempuh), tanpa dibatasi sekat/barrier antar ruas tol.
Pada kesempatan yang sama, wakil direktur utama PT. Lintas Marga Sedaya (LMS), Hudaya Arryanto menambahkan integrasi dilaksanakan mulai dari sistem dan alatnya yang dibuat selaras.
Menurut Arryanto, pada hari-hari biasa, Cikopo-Palimanan ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit sementara saat arus mudik bisa meningkat menjadi 2 jam. Sistem integrasi pembayaran tol ini nantinya mampu memangkas waktu tempuh hingga 30 menit.
"Dari Cikopo-Palimanan dalam kondisi normal 1 jam 20 menit, kalau pada puncak arus mudik bisa 2 jam. Nah, dengan ada sistem integrasi tol ini pada saat mudik, cukup bisa menghemat 15-30 menit, sedangkan pada kondisi normal bisa menghemat 5-1 menit," ujar Arryanto.
Ia menambahkan, pada arus normal lalu lintas kendaraan hanya sekitar 15.000, sedangkan pada saat arus mudik meningkat 4 kali lipat mencapai 70.000.maka dari itu pihaknya telah mengantisipasi penumpukan kendaran gardu exit tol palimanan dengan menambah jumlah gardu tol.
"PT. LMS akan menyiapkan 26 gardu dari yang sebelumnya hanya 11 gardu,” katanya.
Karena sistem integrasi pembayaran tol ini dilakukan untuk mengantisipasi antrean kendaraan yang kerap terjadi di gerbang tol. Dengan sistem integrasi ini pengendara hanya akan dua kali bertransaki di gerbabg toll.Pertama dari Jakarta (Cikarang Utama) langsung Palimanan dengan banderol Rp 109.500. Dengan rincian Cikarang Utama-Cikopo Rp 13.500 dan Cikopo-Palimanan Rp 96.000 tapi tanpa perlu transaksi di kedua gerbang toll ini.
Kedua, saat tiba di pintu tol Palimanan selain membayar juga diberikan tiket untuk keluar di pintu tol Brebes Timur(cluster II). Pengendara yang keluar gerbang tol Brebes Timur dari Palimanan akan dikenakan tarif Rp 55.500 dengan rincian Palimanan-Kanci Rp 11.500, Kanci-Pejagan Rp 24.000, Pejagan-Brebes Timur Rp 20.000, kembali tanpa bertransaksi di gerbang-gerbang tersebut.
“Sehingga jika ditotal, pengendara (golongan 1) yang masuk dari Cikarang Utama hingga keluar di Brebes Timur akan dikenakan biaya total sebesar Rp 165.000,” jelas Hery.
Artikel ini bekerjasama dengan Ditjen Bina Marga KemenPUPR
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri