Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (Antara)
Baca 10 detik
Badan Reserse Kriminal Polri mengungkap peredaran vaksin palsu untuk anak-anak. Sejumlah pelaku yang terlibat telah ditangkap.
Vaksin palsu tersebut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Dia menyatakan perbuatan tersebut merupakan kejahatan luar biasa.
"Vaksin palsu berbahaya sekali bagi anak-anak, ini adalah kejahatan luar biasa," kata Jokowi usai berbuka puasa bersama anak yatim dan penyandang disabilitas di Istana Bogor, Selasa (28/6/2016).
Jokowi telah memerintahkan Menteri Kesehatan dan Kapolri untuk menangani kasus tersebut secara serius. Sebab, peredaran vaksin palsu tersebut ternyata telah berlangsung lama, sejak 2003.
"Sudah saya perintahkan Menkes dan Kapolri untuk sangat serius mengusut, menelusuri masalah vaksin palsu. Ini sudah berjalan sangat lama, sudah 13 tahun dan harus ditelusuri," ujar dia.
Anak-anak Indonesia, kata Jokowi, harus diberi vaksin supaya tumbuh kembang dengan sehat dan baik. Jika tidak itu akan merusak generasi anak Indonesia.
"Kalau kita liat generasi yang ada di sini, kalau tidak divaksin sangat buruk bagi anak anak kita," tutur dia.
Saat ini, polisi telah menetapkan 16 tersangka. Mereka ditangkap dari sejumlah tempat, Jakarta, Bekasi, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Sekarang sedang dibentuk tim satgas untuk mengusutnya sampai tuntas.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO