Suara.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mendesak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk mengusut tuntas kasus kekerasan yang dilakukan sejumlah anggota TNI Angkatan Darat kepada sorang kontributor NET TV, Soni Misdananto (30) yang tengah melaputan peliputan di Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu (2/10/2016) kemarin.
"Kami meminta agar panglima TNI mengusut tuntas kasus kekerasan ini. Nggak cuma kasus yang ini, kita juga mendesak agar TNI serius (menangani kasus kekerasan terhadap jurnalis yang dilakukan oknum TNI)," kata Ketua AJI Suwarjono di kantor Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).
Suwarjono menerangkan, permintaan maaf terkait kasus Soni sudah sempat disampaikan oleh pihak TNI. Meski begitu, AJI meminta kepada panglima TNI dapat mengusut tuntas kasus kekerasan yang dilakukan oleh oknum TNI kepada jurnalis. Apalagi, TNI akan merayakan HUT ke-71 pada 5 Oktober nanti.
"Semalam beberapa kali pihak kostrad dan para pemimpinnya minta maaf. Permintaan maaf nggak menghapuskan rencana teman-teman agar proses ini tetap dilanjutkan. TNI harus memberikan contoh untuk mengusut secara hukum," katanya.
Selanjutnya, tempat kos Soni dikatakan Suwarjono selalu didatangkan oleh anggota TNI, termasuk kediaman orangtua Soni.
"Yang bersangkutan keberatan rumah orangtuanya disamperin," ujarnya.
Menurut pemimpin redaksi Suara.com itu, apabila kasus ini dibiarkan, akan berdampak kepada mental jurnalis di lapangan ketika tengah menjalankan tugasnya peliputan.
"AJI menuntut kaksus kekerasan ini diusut tuntas, maka kalau kembali terulang akan menjadi trauma buruk teman jurnalis melakukan peliputan," katanya.
Kekerasan ini bermula saat Soni melakukan perjalanan menuju Madiun, di sekitar perempatan Te'an terlihat sejumlah aparat gabungan TNI dan Polisi yang berjaga mengamankan Suroan. Kemudian, muncul konvoi kendaraan paling depan anggota perguruan silat yang menabrak kendaraan pengguna jalan yang berhenti di lampu merah.
Secara spontan, Soni mengeluarkan kamera mengabadikan peristiwa kecelakaan itu. Di tengah merekam peristiwa itu, muncul sejumlah anggota TNI AD Yonif 501 Rider Madiun yang menyerbu dan menghajar peserta konvoi yang terlibat kecelakaan tersebut.
Soni pun tetap merekam peristiwa itu hingga tiba-tiba sejumlah anggota TNI mendatangi dan menginterogasinya. Usai menjelaskan identitasnya sebagai Kontributor Net TV, salah satu prajurit meneriaki kawan-kawannya yang terlibat pemukulan peserta konvoi.
Prajurit itu memberitahukan jika ada wartawan yang merekam pemukulan itu dan langsung menghentikan aksinya. Selanjutnya, Soni dibawa paksa menuju sebuah rumah yang terdapat banyak anggota TNI dan Polisi.
Soni menduga mereka adalah personil pengamanan gabungan yang ditugaskan menjaga peringatan Suroan di sepanjang jalan. Di tempat itu, dia kembali diinterogasi dan diminta menunjukkan tanda pengenalnya sebagai Kontributor Net TV.
Selain itu, anggota TNI lainnya juga meminta kamera milik Soni dan mengambil memori card yang berisi rekaman pemukulan tersebut. Di depannya, anggota TNI itu mematahkan memori card dan mengancam untuk tidak memberitakan.
Di tengah interogasi dan intimidasi itu, sejumlah anggota TNI tiba-tiba masuk dan langsung menghajar Soni dengan brutal. Diawali dengan pemukulan pada kepalanya menggunakan besi berbentuk lengkung, pipi kirinya juga ditonjok dengan keras. Pemukulan paling menyakitkan, menurut Soni, adalah tendangan lutut dari seorang prajurit yang menghantam badannya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
Terkini
-
Maling Santuy di SMAN 5 Bandung! Wajah Terekam CCTV, Gondol Laptop Saat Siswa Belajar di Lab
-
IPO PAM Jaya, Basri Baco Ingatkan Nasib Bank DKI: Saham Bisa Anjlok, Negara Rugi
-
Pemuda di Cilincing Dibunuh karena Masalah Cewek, Pembunuhnya Sempat Kabur ke Bengkulu
-
"Kita Rampok Uang Negara!", Viral Ucapan Anggota DPRD Gorontalo, BK Duga Pelaku Mabuk Berat
-
Pupuk Indonesia Sediakan 11.384 Ton Pupuk Subsidi di Sultra, Sambut Musim Tanam
-
Viral Seruan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kakorlantas Polri Ngaku Larang Anak Buah Pakai Strobo: Berisik!
-
Kolaborasi Haji Robert dan Universitas Binawan Buka Pintu Dunia untuk Anak Yatim dan Yatim Piatu
-
Siapa Sosok di Balik Subhan Palal Penggugat Ijazah Gibran yang Minta Ganti Rugi Rp125 Triliun?
-
MBG Kembali Racuni Ratusan Anak, Prof Zubairi Djoerban: Alarm Keras Bagi Pemerintah untuk Evaluasi!
-
Menkeu Purbaya Curhat Pendapatannya Turun Jadi Menteri, Ternyata Segini Gajinya Dulu