Relawan digital pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang bergabung dalam Anies-Sandi Digital Volunteer mengajak masyarakat dan tim pendukung pasangan lain untuk lebih ke arah esensi pilkada yaitu mengedepankan figur pasangan calon dan adu gagasan.
“Ayo kita suarakan dukungan yang etis, bukan menyerang. Kita condongkan figur pasangan calon dan adu perihal gagasan. Kami ajak juga agar setiap pasangan dan pendukungnya jangan sengaja seakan-akan korban dari isu SARA karena substansi Pilgub ini adalah melahirkan pemimpin baru Jakarta yang lebih baik dan lebih sejahtera," ujar juru bicara tim kampanye Anies-Sandi Anthony Leong.
Pakar Digital Marketing ini menyayangkan kemunculan media sosial Facebook tak resmi yang mengaku Anies-Sandi yang kontennya sarat mengarah ke isu SARA dan jelas-jelas mendiskreditkan Anies – Sandi.
“Rakyat sangat mendambakan demokrasi yang sejuk, mari kita gelorakan demokrasi yang dewasa, sehat dan sejuk. Kemunculan Pilgub ini harus kita maknai sebagai demokrasi yang berkelas dengan saling menguatkan, bukan untuk saling menghujat. Daripada di sosmed melakukan bullying mending kita suarakan gagasan. Misalkan persoalan ekonomi di Jakarta bagaimana solusinya ke depan karena selama ini tak tersentuh oleh petahana," kata Anthony.
Anthony mengatakan ini saatnya Jakarta memilih pemimpin yang terbaik, rasional dan berbeda. Jakarta membutuhkan kepemimpinan yang baik, seperti Anies – Sandi. Bila semakin menarik gagasan yang ditawarkan, maka yang diuntungkan tentu sudah pasti adalah masyarakat.
Dia juga mengungkapkan bahwa gelombang kritik yang sampai ke Anies – Sandi akan selalu dihadapinya dengan klarifikasi yang santun, senyuman yang disertai pemberian jawaban dengan penjelasan yang relevan.
“Mas Anies dan Bang Sandi merupakan figur pemimpin yang kedepannya membangun tanpa menyakiti. Apapun kritik dan arus serangan dihadapinya dengan pemberian jawaban dengan penjelasan yang relevan karena Jakarta ini harus dipimpin dengan cara teladan, sehingga menjadi panutan,” kata dia.
Suara.com - Pasangan Anies-Sandi berhadapa dengan dua pasangan lain. Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang merupakan petahana dan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni.
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
-
Cak Lontong 'Ronda' Amankan Suara Pramono-Rano di Masa Tenang Pilkada
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru