Suara.com - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta kepolisian mencari tahu penyebab tenggelamnya perahu yang ditumpangi 25 santri Pondok Pesantren Langitan, Tuban. Kecelakaan ini menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.
"Polisi harus mengungkapnya sehingga diketahui apa yang menyebabkan perahu tenggelam hingga menimbulkan korban jiwa," ujarnya di sela proses penyerahan jenazah Rizki Nur Habib, santri asal Sumatera Utara, di RSUD dr Soetomo Surabaya, Minggu (9/10/2016).
Menurut dia, pengungkapan penyebab ini bukan untuk mencari "kambing hitam" dan siapa yang patut disalahkan pada kejadian tersebut. Namun lebih sebagai bahan evaluasi agar ke depan tak terulang peristiwa serupa.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, berharap siapa saja penumpang perahu tidak boleh melupakan standar keselamatan untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, termasuk penumpang umum yang biasa beraktivitas menggunakan perahu di Bengawan Solo.
"Bagaimanapun juga pengemudi kapal harus lebih waspada dan berhati-hati, serta jangan sampai mengabaikan keselamatan," kata orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.
Selain itu, ia juga meminta pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Langitan mengevaluasi kembali agar kejadian serupa tak terulang.
"Sebenarnya, pengasuh pondok sudah melarang mereka menumpang perahu dan menggunakan angkutan umum, tapi ternyata memilih tetap naik perahu karena memang lebih dekat," ujarnya.
Sementara itu, Pemprov Jatim melalui Biro Administrasi Kesra Setdaprov Jatim memberikan santunan kepada para santri yang menjadi korban sebesar Rp95 juta, dengan rincian Rp63 juta untuk 18 santri selamat, dan Rp35 juta untuk tujuh orang santri meninggal dunia.
"Untuk santri yang selamat masing-masing mendapat santunan sebesar Rp3,5 juta dan tujuh santri meninggal masing-masing Rp5 juta," kata Kepala Biro Administrasi Kesra Setdaprov Jatim Mimin didampingi Kadishub LLAJ Jatim Wahid Wahyudi.
Tujuh korban meninggal dunia adalah Rizki Nur Habib (15) asal Deli Serdang, Sumatera Utara, Abdullah Umar (12), M. Barikly Amry (12), M. Lujaini Dani (13), ketiganya asal Gresik, Muhsin (16) asal Surabaya, M. Arif Mambruri (18) asal Bojonegoro, serta M. Afiq Fadlil (19) asal Brebes, Jawa Tengah.
Peristiwa itu bermula saat 25 santri akan pergi ke Pasar Babat, Lamongan, menumpang perahu melintasi Sungai Bengawan Solo pada Jumat (7/10/2016). Karena diduga kelebihan muatan maka perahu tenggelam, dan tujuh orang ditemukan meninggal dunia, sedangkan 18 orang lainnya selamat. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!