Suara.com - Pelaksanaan TAFISA World Sport for All Games Ke-enam pada tahun 2016 di Indonesia menjadi tonggak kebangkitan olahraga dan permainan tradisional baik di dunia, khususnya di Indonesia, kata Ketua Panitia Pelaksana Hayono Isman.
"Saya yakin pelaksanaan TAFISA World Sport for All Games 2016 ini 'nendang' dan berdampak positif di masyarakat. Indonesia telah melihat bagaimana dunia sangat menghormati kita sebagai negara dengan harta karun olahraga dan permainan tradisional," ujar Hayono di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pelaksanaan acara TAFISA pada 2016 dapat menarik perhatian komunitas-komunitas olahraga rekreasi dari seluruh dunia.
Sebab, sejak dimulai pada Kamis (6/10) sampai ditutup pada Selasa (11/10) ada sekitar 32.000 peserta dari 83 negara dan 34 provinsi Indonesia terlibat dalam kegiatan empat tahunan tersebut.
"Pelaku TAFISA Games sejatinya adalah masyarakat, bukan atlet, artinya bisa dilakukan oleh semua orang dari anak-anak sampai para lansia berasal dari seluruh dunia. Inilah falsafah TAFISA, persatuan dalam keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika," tutur Hayono.
TAFISA World Sport for All Games Ke-enam pada tahun 2016 sendiri sudah dimulai sejak Kamis (6/10), dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla pada Sabtu (8/10), dan ditutup pada Selasa (11/10).
Acara penutupan dilaksanakan di Pantai Ancol Beach City (ABC), Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, dan dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Beberapa pergelaran seni ditampilkan pada penutupan, seperti lantunan lagu penyanyi Titi DJ dan Gabriel Hervianto, serta pertunjukan Tari Reog Ponorogo.
Berikutnya, TAFISA World Sport for All Games Ke-tujuh akan dilaksanakan pada tahun 2020 dengan Portugal, tepatnya Kota Lisbon, sebagai tuan rumah.
Perwakilan pemerintah Portugal Vitor Pataco menyatakan pihaknya akan melakukan yang terbaik untuk kegiatan tersebut.
"Kami akan berusaha menjadi tuan rumah yang sama baiknya dengan Indonesia," tutur Vitor. (Antara)
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO