Ilustrasi bom molotov. (Shutterstock)
Anggota Komisi I DPR Charles menilai adanya berbagai permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia, membuat celah kelompok teroris untuk melakukan aksi teror di Indonesia.
Hal ini menyusul adanya teror bom di Gereja Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa anak-anak. Setelah itu, teror di Vihara Budi Dharma di Singkawang, Kalimantan Barat, dengan cara melemparinya dengan bom molotov pada Senin (14/11/2016) dini hari.
"Pihak keamanan sedang dalam kondisi yang sibuk overload menangani berbagai permasalahan berbagai isu dari demo besar kasus penistaan agama dan sebagainya. Sehingga hari ini menimbulkan celah bagi kelompok-kelompok teroris untuk melakukan aksinya," ujar Charles kepada Suara.com di Jalan Borobudur nomor 18, Menteng, Jakarta, Senin (14/11/2016)
Namun aksi teror kata Charles tidak boleh menjadi alasan aparat keamanan untuk lengah dalam mengamankan Indonesia, dari aksi teror oleh kelompok teroris
Oleh karena itu, kata Charles seharusnya aparat keamanan dalam hal ini, bisa memantau pelaku yang merupakan residivis yang telah masuk daftar pantauan. Diketahui, pelaku bom Samarinda yakni Johanda Alias Jo Bin Muhammad Aceng Kurnia, yang masuk dalam daftar pantauan. Pasalnya Johanda pernah melakukan aksi teror bom di Indonesia.
"Sehingga seharusnya pelaku teroris di Samarinda kan masuk daftar pantauan, jadi aparat seharusnya sudah bisa memantau orang yang sudah masuk watchlist ini dan aksi terorisme seperti ini bisa ditanggulangi. Jadi ini sebetulnya kejadian yang tidak perlu terjadi," katanya.
Tak hanya itu politisi PDI P ini menilai adanya agenda besar yang ingin memecah persatuan Indonesia yang diduga dilakukan oleh gerakan politik atau kelompok terorisme.
"Saya melihat ada agenda besar bahwa hari ini kebhinekaan Indonesia persatuan kita sedang diuji baik oleh gerakan politik maupun oleh aksi terorisme. Apakah keduanya saling berkaitan saya nggak tahu, saya nggak bisa menjawab. Mungkin aparat Intelijen lebih ngerti," tutur Charles.
Lebih lanjut ia berharap kasus ini merupakan ujian bagi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan, bisa membongkar kelompok-kelompok terorisme dan bisa menangani aksi terorisme.
"Ini ujian pertama (Kepala BIN) kurun waktu dekat jaringan ini bisa lebih dibongkar dan aksi lain bisa lebih ditungangi,"ungkapnya.
Pengeboman terhadap Gereja Oikumene terjadi Minggu (13/11/2016). Satu orang meninggal dan beberapa orang lainnya luka-luka. Dalam waktu yang berdekatan, Vihara Budi Dharma juga dilempari bom molotov. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Suara.com - BERITA MENARIK LAINNYA:
Dianggap Menghina Jokowi, Ahmad Dhani Dilaporkan ke Polisi
Jadi Saksi Ahli, Habib Rizieq Yakin Ahok Bakal Masuk Penjara
SBY Dituding Danai Demo 4 November, Ini Jawaban Ani
Begini Tampang Putri Disney kalau 'Jadi' Manusia, Cantik Banget!
Polisi: Mario Teguh Akui Kiswinar Darah Dagingnya Bersama Aryani
Viral! Ibu Kendarai Angkot Sambil Susui Anak
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti