Ahmad Dhani dalam jumpa pers di kediamannya Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2016). [suara.com/Nanda]
        Usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka dugaan merencanakan makar Rachmawati Soekarnoputri, Bendahara Umum Partai Priboemi Yakub Arupalakka menceritakan telah dicecar penyidik tentang aliran dana untuk pembayaran mobil komando dan sound system dalam aksi 2 Desember 2016.
 
Yakub menyebut biayanya sebesar Rp15 juta.
 
"Mobil komando dan sound system itu Rp15 juta," kata Yakub di Polda Metro Jaya, Senin (19/12/2016).
 
Yakub mengungkapkan biaya tersebut awalnya akan dibayar Ahmad Dhani. Namun, kata Yakub, karena sampai tanggal 1 Desember Ahmad Dhani belum menyerahkan uang, akhirnya sebagian ditalangi oleh Eko Suryo Santjojo. Eko merupakan salah satu tersangka dugaan merencanakan makar.
 
"Tapi baru ditransfer (Eko) Rp9 juta. Hanya satu mobil komando," kata Yakub.
 
"Karena Ahmad Dhani tidak sempat menghubungi saya dan last minute, Mas Eko transfer Rp9 juta dulu," Yakub menambahkan.
 
Yakub mengaku tidak tahu apakah mobil komando tersebut akan dipakai untuk demonstrasi ke DPR atau tidak.
 
"Saya tidak tahu, dan saya sampaikan supir belum ada rencana dibawa mobil ke sana (MPR, DPR)," katanya.
 
Yakub mengaku hanya diperintahkan Eko untuk menyiapkan mobil komando di jalan raya, dekat Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat. Mobil tersebut akan dipakai untuk memimpin aksi long march.
 
"Mas Eko suruh simpan di Patung Kuda, lalu dibawa ke HI (Hotel Indonesia). Tidak dipakai sama sekali sama sekali dan parkir di Grand Hyatt," katanya.
 
Yakub mengaku sudah lama kenal Rachmawati, tetapi sebatas urusan politik. Yakub juga mengaku ikut menghadiri pertemuan dengan sejumlah tokoh di Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, ketika bicara tentang UUD 1945 awal, sebelum aksi 2 Desember.
 
Dia mengungkapkan pertemuan di UBK dilakukan sampai berkali-kali.
 
"Ada semua yang jadi tersangka," kata Yakub.
 
Kepolisian telah menetapkan 12 tokoh menjadi tersangka. Sebelas tokoh diciduk di beberapa lokasi berbeda menjelang aksi damai pada Jumat (2/12/2016). Satu tokoh lagi diciduk pada Kamis (8/12/2016) dini hari.
 
Delapan orang yang ditetapkan menjadi tersangka dugaan upaya makar, yakni mantan anggota staf ahli Panglima TNI Brigadir Jenderal (purn) Adityawarman Thaha, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (purn) Kivlan Zein, Sri Bintang Pamungkas, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Bidang Ideologi Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Ketua Bidang Pengkajian Ideologi Partai Gerindra Eko Suryo Santjojo, aktivis Solidaritas Sahabat Cendana Firza Husein, dan tokoh buruh Alvin Indra Al Fariz.
 
Tiga tersangka yang lain, Ketua Komando Barisan Rakyat Rizal Izal, Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta Utara Jamran, Hatta Taliwang disangka melakukan penyebaran ujaran kebencian.
 
Sedangkan, Ahmad Dhani ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo.
 
Dari 12 tokoh, hanya Sri Bintang Pamungkas, Rizal, Jamran, dan Hatta yang ditahan.
        
                 
                           
      
        
        Yakub menyebut biayanya sebesar Rp15 juta.
"Mobil komando dan sound system itu Rp15 juta," kata Yakub di Polda Metro Jaya, Senin (19/12/2016).
Yakub mengungkapkan biaya tersebut awalnya akan dibayar Ahmad Dhani. Namun, kata Yakub, karena sampai tanggal 1 Desember Ahmad Dhani belum menyerahkan uang, akhirnya sebagian ditalangi oleh Eko Suryo Santjojo. Eko merupakan salah satu tersangka dugaan merencanakan makar.
"Tapi baru ditransfer (Eko) Rp9 juta. Hanya satu mobil komando," kata Yakub.
"Karena Ahmad Dhani tidak sempat menghubungi saya dan last minute, Mas Eko transfer Rp9 juta dulu," Yakub menambahkan.
Yakub mengaku tidak tahu apakah mobil komando tersebut akan dipakai untuk demonstrasi ke DPR atau tidak.
"Saya tidak tahu, dan saya sampaikan supir belum ada rencana dibawa mobil ke sana (MPR, DPR)," katanya.
Yakub mengaku hanya diperintahkan Eko untuk menyiapkan mobil komando di jalan raya, dekat Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat. Mobil tersebut akan dipakai untuk memimpin aksi long march.
"Mas Eko suruh simpan di Patung Kuda, lalu dibawa ke HI (Hotel Indonesia). Tidak dipakai sama sekali sama sekali dan parkir di Grand Hyatt," katanya.
Yakub mengaku sudah lama kenal Rachmawati, tetapi sebatas urusan politik. Yakub juga mengaku ikut menghadiri pertemuan dengan sejumlah tokoh di Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, ketika bicara tentang UUD 1945 awal, sebelum aksi 2 Desember.
Dia mengungkapkan pertemuan di UBK dilakukan sampai berkali-kali.
"Ada semua yang jadi tersangka," kata Yakub.
Kepolisian telah menetapkan 12 tokoh menjadi tersangka. Sebelas tokoh diciduk di beberapa lokasi berbeda menjelang aksi damai pada Jumat (2/12/2016). Satu tokoh lagi diciduk pada Kamis (8/12/2016) dini hari.
Delapan orang yang ditetapkan menjadi tersangka dugaan upaya makar, yakni mantan anggota staf ahli Panglima TNI Brigadir Jenderal (purn) Adityawarman Thaha, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (purn) Kivlan Zein, Sri Bintang Pamungkas, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Bidang Ideologi Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Ketua Bidang Pengkajian Ideologi Partai Gerindra Eko Suryo Santjojo, aktivis Solidaritas Sahabat Cendana Firza Husein, dan tokoh buruh Alvin Indra Al Fariz.
Tiga tersangka yang lain, Ketua Komando Barisan Rakyat Rizal Izal, Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta Utara Jamran, Hatta Taliwang disangka melakukan penyebaran ujaran kebencian.
Sedangkan, Ahmad Dhani ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo.
Dari 12 tokoh, hanya Sri Bintang Pamungkas, Rizal, Jamran, dan Hatta yang ditahan.
Komentar
        Berita Terkait
- 
            
              Maia Estianty Kaget Lihat Foto Ahmad Dhani di Acara Ivan Gunawan
 - 
            
              Reaksi Maia Estianty Saat Ivan Gunawan Pajang Foto Ahmad Dhani di Depannya: Aduh
 - 
            
              Watak Asli Ahmad Dhani Dibongkar Ari Lasso: Jangan Ditantang!
 - 
            
              Ari Lasso Ungkap Persahabatannya dengan Ahmad Dhani Berawal dari Tawuran
 - 
            
              Takut Bocor, El Rumi Ngaku Belum Kasih Tahu Ahmad Dhani Tanggal Pernikahan
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Prabowo: Whoosh Jangan Dihitung Untung-Rugi, yang Penting Bermanfaat untuk Rakyat
 - 
            
              Inflasi Jakarta Lebih Tinggi dari Nasional? Gubernur DKI Klaim Ekonomi Tetap Terkendali
 - 
            
              Gubernur Riau Terjaring OTT, Cak Imin Minta Kader PKB Tenang dan Tunggu Keterangan KPK
 - 
            
              Dicap Tak Layak Diberi Gelar Pahlawan, Romo Magnis Suseno Kuliti 'Dosa-dosa' Soeharto Penguasa Orba
 - 
            
              Gubernur Riau Kena OTT KPK, PKB Bakal Siapkan Sanksi?
 - 
            
              Soal Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, Puan Singgung Rekam Jejak: Harus Dikaji Dengan Baik
 - 
            
              Dapat 'Restu' BNN usai Ditangkap Kasus Narkoba, Onad Bakal Direhab di Sini
 - 
            
              PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
 - 
            
              11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
 - 
            
              Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi