Suara.com - Calon gubernur Jakarta Anies Baswedan heran dengan hasil survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia Denny JA yang menyebutkan bahwa Anies dan Sandiaga Uno akan tersingkir di putaran pertama pilkada. Itu sebabnya, Anies berencana merilis hasil survei lembaga yang lain.
"Rasanya diperlukan sebuah kepentingan khusus untuk melakukan survei berkali-kali, diumumkan berkali-kali dan hasilnya unik. Bayangkan, anda lihat dua hari saja, satu Senin satu Selasa. Beda banget hasilnya. Jadi yang kita percaya mana nih? Survei Senin apa Selasa?" kata Anies di Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2017).
Anies tidak mau terlalu berpatokan pada hasil survei yang dirilis lembaga survei. Dia dan Sandiaga akan tetap fokus kerja untuk menarik simpati warga Jakarta.
"Apalagi kita sendiri melakukan survei, dan mungkin yang ini kita terpaksa harus publikasikan supaya bisa menunjukkan sebenarnya, seperti apa sih petanya yang sebenarnya. Karena kalau kita lihat secara fair yang sebenarnya, jauh dari hasil-hasil yang fantastis itu," ujar Anies.
Anies belum bisa memastikan kapan tepatnya dia akan merilis hasil survei yang dia sebutkan. Namun, kata dia, kemungkinan besar dalam bulan ini.
"Ini bukan survei internal. Tapi ada survei sebuah lembaga survei yang kami dapat datanya. Karena kita dengar, kita dapat hasilnya. Karena kita tahu dan itu ada dua lembaga yang ngerjain tapi beda-beda hasilnya. Beda, maksudnya beda dengan yang dipublikasikan kemarin (LSI Denny JA)," tutur Anies.
Dia berharap semua lembaga survei dapat fair dalam mempublikasikan hasil survei. Jangan sampai lembaga survei mengelabui publik, katanya.
"Karena ada bukunya, how to lie with statistics. Judulnya adalah berbohong dengan statistik. Jadi tetap tuh kalau datanya bener, tapi metodologi yang dipakai adalah yang mengarahkan hasil," kata Anies.
"Sama saja kayak teman-teman tanya mau mendapatkan jawaban ini, kan pertanyaannya pakai cara begini, kan bisa tuh. Jadi itu letak yang disebut fairness. Saya rasa publik berhak untuk mendapatkan yang fair, dan nanti biar yang memiki informasi yang fair diungkapkan," Anies menambahkan.
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
-
Cak Lontong 'Ronda' Amankan Suara Pramono-Rano di Masa Tenang Pilkada
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru