Suara.com - Rapat Pleno ke-15 Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti tentang bahaya komunisme yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Komunisme itu nyata, bukan ilusi. Komunisme adalah ideologi yang secara diametral mengancam eksistensi Pancasila. Praktiknya dapat kita lihat secara gamblang seperti adu domba masyarakat dan penggunaan lambang komunis oleh komunitas-komunitas tertentu," kata Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin, saat rapat pleno ke-15 di Gedung MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
Rapat pleno ke-15 itu mengambil tema pembahasan "Upaya Bersama Menghadapi Ancaman Terhadap NKRI".
Ia mengingatkan untuk tak menganggap remeh isu komunisme di Indonesia, oleh karena itu masalah komunisme harus ditangani bersama oleh seluruh elemen bangsa. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini meminta masyarakat dan pemerintah tidak melakukan hal yang bersifat permisif menghadapi komunisme.
"Secara nasional kita sudah pernah diobrak-abrik oleh komunisme. Tentu pemerintah dan masyarakat bisa melakukan pencegahan penyebaran ideologi komunisme dengan penyadaran budaya melalui lembaga pendidikan dan keagamaan," tegasnya.
MUI telah memiliki komitmen untuk selalu aktif menemukan jalan keluar atas ancaman-ancaman dan permasalahan bangsa yang sedang terjadi saat ini. Terutama ancaman komunis yang jelas sangat bertentangan dengan Pancasila.
Sebagai tindak lanjut Dewan Pertimbangan MUI akan memberikan rekomendasi kepada pihak terkait dalam pemerintahan dan kepada DPP MUI, termasuk dengan mencegah ideologi komunisme merasuk dalam ormas Islam.
"Inilah bukti kepedulian Dewan Pertimbangan MUI menjaga eksistensi bangsa dan negara Indonesia," kata Din Syamsuddin.
Din menambahkan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang dijadwalkan bakal menghadiri kegiatan tersebut, tetapi batal hadir karena dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengikuti rapat terbatas di Istana Negara.
"Mendekati pukul 14.00 WIB, stafnya menghubungi, bahwa Pak Gatot tidak bisa hadir. Karena ada rapat terbatas di Istana," ujarnya.
Padahal, kata Din, tadi malam saat dihubungi olehnya, Jenderal Gatot bersedia untuk menghadiri rapat pleno bersama Dewan Pertimbangan MUI. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Tangkap Delpedro Marhaen dkk, Asfinawati: Logika Sesat, Polisi Anggap Demo Perbuatan Terlarang!
-
Apakah Boleh Erick Thohir Jadi Ketum PSSI dan Menpora Sekaligus? Ini Aturannya
-
Tangis Pecah di Sertijab KSP: M. Qodari Gantikan AM Putranto, Agenda Perumahan Jadi Prioritas
-
Misteri Orang Hilang Pasca-Demo Rusuh, Eko Ditemukan Jadi Nelayan di Kalteng
-
Demo Ojol di DPR Sepi Imbas Ada Pecah Sikap soal Pemotongan Komisi
-
Terjerat Utang Pinjol, Perempuan di Depok Nekat Karang Kisah Begal hingga Bikin Geger Warga
-
Detik-detik Mencekam Evakuasi 6 Kopassus di Elelim, Diserang Massa Saat Rusuh Berdarah di Papua
-
Ketua Animal Defenders Indonesia Jadi Tersangka Penipuan, Kasus Bermula dari Laporan Melanie Subono
-
Qodari Ungkap Perbedaan KSP Era Baru: Lebih Fokus pada Verifikasi Lapangan dan Pendekatan Holistik
-
Wali Kota Prabumulih Viral usai Mutasi Kepsek, KPK Turun Tangan Periksa Harta Rp17 Miliar!