Suara.com - Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz merupakan peristiwa bersejarah bagi Indonesia. Betapa tidak, kunjungan terakhir Raja Arab, terakhir kali terjadi pada 47 tahun silam.
Pada 10 Juni 1970, Raja Faisal, yang memangku jabatan tertinggi Kerajaan Arab Saudi kala itu, mengunjungi Indonesia. Kunjungan itu adalah yang pertama terjadi sepanjang hubungan kedua negara.
Saat itu, Raja Faisal disambut oleh Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto. Upacara penyambutan dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Usai berjabat tangan, Presiden Soeharto mengajak Raja Faisal ke ruang kepresidenan. Di ruangan itu, kedua pemimpin negara duduk di kursi panjang secara bersamaan, sementara Ibu Negara duduk di kursi lainnya, dekat Presiden Soeharto.
Adapula Menteri Luar Negeri Adam Malik, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi H Aminudin Aziz, Menteri Negara Idham Chalid dan rombongan Raja Faisal --yang jumlahnya kalah banyak ketimbang rombongan yang dibawa Raja Salman saat ini.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Soeharto dan Raja Faisal menyepakati sejumlah hal. Berfokus pada politik luar negeri kedua negara.
Presiden Soeharto menyatakan bahwa Indonesia telah mengusahakan agar Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1967 yang mengutuk pendudukan Israel atas Palestina, dilaksanakan sepenuhnya.
Indonesia juga mendorong Konferensi Jeddah yang diprakasai Raja Faisal agar dapat terlaksana demi penyelesaian krisis Timur Tengah.
Baca Juga: Fakta Unik Pangeran Arab Fahd Bin Faisal, Nomor 4 Bikin Syok
Menyikapi pernyataan Presiden Soeharto, Raja Faisal memberikan apresiasi. Raja Faisal mengatakan hubungan kedua negara akan terus diperkuat. Apalagi, hubungan kedua negara juga memiliki tradisi yang didasarkan atas kepercayaan terhadap Allah dan Rasulullah.
Misi Raja Salman?
47 tahun berselang, Kerajaan Arab Saudi kembali mengunjungi Indonesia. Pemimpinnya pun berbeda. Kini Kerajaan Arab dipimpin oleh Raja Salman, yang memangku jabatan tersebut pada Januari 2015.
Misi yang dibawa Raja Salman berbeda, dengan yang diemban Raja Faisal.
Kedatangan Salman kali ini membawa misi bisnis, tepatnya penjualan minyak dari negaranya, yakni Saudi Aramco, yang sahamnya akan dilepas pada tahun depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta