Suara.com - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya akan memeriksa calon wakil gubernur Jakarta nomor urut tiga Sandiaga Uno, Selasa (21/3/2017). Pemeriksaan tersebut untuk menindaklanjuti kasus dugaan penggelapan hasil penjualan sebidang tanah yang dilaporkan pengusaha Djoni Hidayat melalui pengacara bernama Fransiska Kumalawati Susilo.
Apa kata Sandiaga?
"Saya serahkan materinya ke tim hukum. Saya sudah di-brief kasusnya, jadi secara kesimpulan, ini dua sahabat saya yang sudah bersahabat 60 tahun lebih dan sekarang mereka ada kesalahpahaman yang dipicu oleh politik. Perseteruan itu tadi mau saya damaikan," kata Sandiaga di Jakarta, Senin (20/3/2017).
Sandiaga mengatakan tim pengacaranya akan memberi keterangan pers dalam waktu dekat.
Sandiaga berharap kasus tersebut dapat selesai dengan jalan di luar hukum.
Apakah dia akan menghadiri agenda pemeriksaan?
"Kami hanya punya waktu 29 hari lagi dari sekarang. Sekarang saya konsultasi dengan tim hukum dan biar tim hukum jelaskan posisi kami," tutur Sandiaga.
Bagaimana duduk perkara kasus tersebut, Fransiska menjelaskan bermula dari rencana Sandiaga dan rekannya bisnis, Andreas Tjahjadi, ingin menjual tanah PT. Japirex seluas sekitar enam ribu meter persegi di Jalan Curug Raya, kilometer 3,5, Curug, Tangerang, Banten. Sebagian tanah yang luasnya 3.115 meter persegi, kata Fransiska, milik almarhum Edward Soeyardjaya yang dititipkan kepada Djoni. Edward kini sudah meninggal dunia.
"Djoni dititipkan dari keluarga Pak Edward ya. Jadi memang saling terikatlah," kata Fransiska kepada Suara.com.
Fransiska menambahkan Sandiaga dan Andreas kemudian mengajak Djoni ikut menjual tanah. Fransiska mengatakan tanah tersebut terjual seharga sekitar Rp12 miliar. Dari jumlah tersebut, katanya, Djoni hanya diberi sekitar Rp1 miliar.
"Ya itu kan maksudnya amanah orang, masa iya digelapin begitu aja," kata dia
Awalnya, setelah menerima uang Rp1 miliar, Djoni berpikir sebagian hasil penjualan tanah sudah diserahkan kepada keluarga Edward. Tapi ternyata, menurut istri pertama almarhum Edward, Happy Soeryadjaya, mereka tidak pernah menerima pembagian hasil penjualan tanah.
Itu sebabnya, keluarga Edward melalui Fransiska melaporkan kasus tersebut ke polisi.
"Kan dia (Sandiaga) mau jadi pemimpin. Masa yang didzolimin begitu aja dicuekin sih," kata dia
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka