Suara.com - Polres Sampang, Jawa Timur, pada Sabtu malam (8/4/2017) menerjunkan 80 personel ke lokasi "carok", yakni perkelahian menggunakan senjata tajam jenis celurit, yang terjadi secara massal di Desa/Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, agar tidak terulang.
"Ini kami lakukan untuk mencegah terjadinya carok massal susulan, karena berdasarkan informasi intelijen, para pihak yang terlibat tidak terima, dan berencana melakukan pembalasan," kata Kapolres Sampang AKBP Tofik Sukendar di Sampang, Pulau Madura, Sabtu malam.
Ke-80 anggota kepolisian yang diterjunkan itu, merupakan personel gabungan dari berbagai satuan. Antara lain dari Satuan Sabhara, Reskrim, dan Intelkam Polres Sampang.
Selain menerjunkan personel gabungan, polres juga melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di wilayah itu, guna meredam situasi yang kian memanas.
Tiga orang tewas dan dua lainnya luka-luka dalam carok massal, yakni perkelahian secara massal dengan menggunakan senjata jenis celurit, di Desa Ketapang, Kabupaten Sampang, Sabtu, sekitar pukul 15.30 WIB.
Ketiga korban tewas masing-masing bernama Saliman (45), Mustofa (55), dan Sitina (57), sedangkan dua lainnya mengalami luka, yakni Mohammad Habibi dan Abdur Rahman.
Lokasi carok di Dusun Naporah, Desa Ketapang, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, sekitar 50 kilometer kearah utara Kota Sampang.
Polisi belum mengetahui secara pasti penyebab carok massal yang melibatkan lima orang itu dan tiga di antaranya tewas di tempat kejadian perkara itu.
Namun, menurut kabar yang berkembang di masyarakat penyebab carok karena isu santet. "Kabarnya soal santet. Tapi kepastiannya masih kami selidiki lebih lanjut," kata Kapolsek Ketapang AKP Aries Dwiyanto.
Sementara, dua korban luka-luka kini telah dirujuk ke RSUD Sampang, yakni Abdur Rahman dan Habibi.
Sejumlah barang bukti disita petugas, antara lain sebilah celurit, sarung pengaman celurit tiga buah, pakaian korban, dan potongan tubuh korban tewas di lokasi carok massal itu.
Kasus carok massal di Kabupaten Sampang merupakan kali kedua di Pulau Madura. Kasus serupa pernah terjadi di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan pada 2006 karena sengketa tanah. Kala itu tujuh orang tewas, dan sembilan lainnya luka-luka. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar