Presiden RI Joko Widodo menyerukan melawan terorisme dan radikalisme harus diwujudkan dengan kesatuan antarnegara Muslim sebagai menjadi modal utama.
"Persatuan umat kunci membangun kemitraan. Hal itu penting untuk membangun kerukunan antarumat Islam lebih dahulu," kata Presiden dalam Konferensi Tingkat Tinggi yang mempertemukan pemimpin yang mewakili negara-negara Arab dan Islam dari seluruh dunia dengan Presiden AS Donald Trump di King Abdul Aziz International Convention Center (KAAICC) Riyadh, Arab Saudi, Minggu (22/5/2017).
Presiden juga mengungkapkan bahwa Indonesia juga merupakan korban dari tindakan terorisme, seperti serangan bom di Bali pada tahun 2002 dan 2005. Baru-baru ini, juga ada sebuah serangan bom terjadi di Jakarta sekitar Januari 2016.
Dalam memerangi terorisme dan ekstremisme, menurut Jokowi, tidak bisa dengan senjata dan kekuatan militer saja.
Menurut dia, pemikiran yang sesat hanya bisa disembuhkan dengan cara berpikir yang benar. Indonesia meyakini pentingnya untuk menyeimbangkan pendekatan "hard power" dengan pendekatan "soft power" "Selain pendekatan 'hard power', Indonesia juga mengutamakan pendekatan 'soft power' melalui pendekatan agama dan budaya," katanya.
Presiden juga menyakini Indonesia memiliki salah satu program deradikalisasi terbaik di dunia.
Jokowi mengungkapkan bahwa dalam program tersebut, otoritas Indonesia telah melibatkan keluarga, termasuk keluarga mantan narapidana dan teroris yang bertobat; organisasi kemasyarakatan, termasuk dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, untuk terus mempromosikan Islam yang damai dan toleran.
Dalam memberantas ekstrimisme dan terorisme itu, Presiden juga mengajak kerja sama antarnegara, di antaranya tukar informasi intelijen, pertukaran informasi teroris asing, pengembangan kapasitas intensifikasi kontranaratif yang menekankan toleransi dan kedamaian melalui penggunaan teknologi informasi, menghentikan semua sumber pendanaan teroris. (Antara)
Baca Juga: Jokowi: Umat Islam Adalah Korban Terbanyak Dari Radikalisme
Berita Terkait
-
Nasdem Tak Ada Kompromi Dengan Gangguan untuk Ubah NKRI
-
Jokowi: Umat Islam Adalah Korban Terbanyak Dari Radikalisme
-
Sambut Raja & Ratu Swedia, Pemkot Bogor Kerahkan Ratusan Pelajar
-
Presiden Sebut "Gebuk" Organisasi Anti Pancasila, Apa Maksudnya?
-
Ke Arab Saudi, Jokowi Hadiri Arab Islamic-American Summit
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG
-
Gus Yasin 'Sentil' Balik Kubu Mardiono: Aturan AD/ART Sudah Diubah di Muktamar!