Suara.com - Wakil Ketua Panitia Khusus revisi Undang-Undang Anti Terorisme Hanafi Rais menekankan pentingnya leading sector untuk koordinasi pemberantasan terorisme. Sebab, dalam RUU Anti Terorisme yang sedang dibahas DPR sekarang berisi banyak hal mulai dari pencegahan, penindakan, dan penanganan pasca teror.
Menurut Hanafi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tepat menjadi leading sector. Jika mengemban sebagai leading sector, Hanafi mengusulkan status BNPT naik menjadi setingkat kementerian.
"Jadi yang mengkoordinasikan itu BNPT. BNPT nanti kurang lebih bisa setingkat menteri yang akan mengkoordinasikan seluruh sektor terkait pemberantasan terorisme baik TNI, Polri, intelijen lalu Kementerian Agama dan lain-lain," kata Hanafi di DPR, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Dia menambahkan BNPT nanti langsung bertanggungjawab kepada Presiden. Pimpinan BNPT, kata Hanafi, nanti berasal dari Polri atau TNI sehingga garis komandonya jelas.
"(Pimpinan BNPT nanti) ya kombinasi keduanya (Polri-TNI). Sekarang kan juga sudah dikombinasikan ya," ujarnya.
Menanggapi keinginan Presiden Joko Widodo agar militer dilibatkan dalam aksi anti terorisme dan dituangkan dalam UU Anti Terorisme, Hanafi setuju. Namun, perlu proporsi yang tegas.
"Dalam revisi UU ini yang sedang berjalan di pansus ini, perlu dibuat proporsi keterlibatan TNI dalam penanganan terorisme. Nah tentu wewenang Polri dan TNI ini harus dibedakan," kata dia.
Politikus PAN berpendapat kewenangan Polri dan TNI dalam mengatasi terorisme sudah jelas. Untuk kasus terorisme sebagai tindak pidana khusus, masuk ranah Polri. Namun, bila mengarah kepada ancaman pertahanan dan kedaulatan negara, menjadi tugas TNI.
"Dengan begitu, revisi UU Terorisme sebaiknya mengakomodir semuanya," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?
-
Saya Tanggung Jawab! Prabowo Ambil Alih Utang Whoosh, Sindir Jokowi?