Kurnia Widodo [suara.com/Dian Rosmala]
Sebelum ditangkap Densus 88 Anti Teror Polri, Kurnia Widodo sebenarnya hendak meledakkan Markas Komando Brimob dan Kedutaan Besar Denmark. Itu terjadi 2005.
Lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung tahun 2000 itu mengaku bersyukur karena ditangkap polisi sebelum melakukan tindakan mengerikan.
"Saya ditangkap di Padalarang, divonis enam tahun penjara," kata Kurnia di DPP PKB, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/7/2017).
Kurnia kemudian mengungkapkan kenapa ketika itu merencanakan aksi di dua tempat. Dia dan kelompoknya jengkel terhadap aparat karena beberapa temannya ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Mereka marah ke Denmark karena salah satu media di negara itu memuat kartun Nabi Muhammad.
Di dalam tahanan, Kurnia mengaku pernah bertemu Bahrun Naim, salah satu pimpinan teroris yang berafiliasi dengan ISIS. Kurnia mengaku telah mengajarkan cara merakit bom ke Bahrun Naim.
"Sempat satu sel sama saya, tiga bulan. Saya ajari buat bom. Sampai sekarang dia aktif di medsos untuk pengikut ISIS untuk ngebom," ujar Kurnia.
Pada tahun 2014, Kurnia bebas secara bersyarat. Sebelum bebas, ia mengaku cukup sering selisih pendapat dengan kelompoknya. Dan itulah yang membuat dia renggang dengan teman-temannya.
"Misal salat di masjid lapas itu tidak sah. Akhirnya saya clash, kemudian saya banyak berdialog dengan tokoh yang bertentangan dengan kelompok saya," tutur Kurnia.
Keluar dari tahanan, ia mulai bertemu lagi dengan kelompok-kelompok radikal yang menjadi korban hasutan terorisme. Ia tidak menyebutkan nama kelompok itu, namun kata dia, ciri kelompok itu salahsatunya gampang mengkafirkan orang lain dan mengecap demokrasi sebagai paham yang murtad dari Islam.
"Mereka itu ciri-ciri hidupnya tidak makan daging. Karena mereka menganggap umat Islam sekarang banyak sekedar mengaku Islam, negeri ini negeri thogut dan aparatnya, Anshor, juga thogut. Kerena itu teror banyak menyasar teroris," ujar Kurnia.
"Bahrun Naim bilang, kalau kami itu di Suriah sudah banyak lelaki perkasa, tapi di Indonesia jarang sekali. Itu lampu hijau bagi wanita untuk melakukan bom bunuh diri," Kurnia menambahkan.
Media doktrinasi kelompok itu melalui medsos, tabligh akbar yang di dalamnya ada propaganda ISIS. Bahwa ISIS adalah kelompok yang dijanjikan Allah.
"Seperti mereka yang ketangkap mau ke Suriah kemarin," kata Kurnia.
Lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung tahun 2000 itu mengaku bersyukur karena ditangkap polisi sebelum melakukan tindakan mengerikan.
"Saya ditangkap di Padalarang, divonis enam tahun penjara," kata Kurnia di DPP PKB, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/7/2017).
Kurnia kemudian mengungkapkan kenapa ketika itu merencanakan aksi di dua tempat. Dia dan kelompoknya jengkel terhadap aparat karena beberapa temannya ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Mereka marah ke Denmark karena salah satu media di negara itu memuat kartun Nabi Muhammad.
Di dalam tahanan, Kurnia mengaku pernah bertemu Bahrun Naim, salah satu pimpinan teroris yang berafiliasi dengan ISIS. Kurnia mengaku telah mengajarkan cara merakit bom ke Bahrun Naim.
"Sempat satu sel sama saya, tiga bulan. Saya ajari buat bom. Sampai sekarang dia aktif di medsos untuk pengikut ISIS untuk ngebom," ujar Kurnia.
Pada tahun 2014, Kurnia bebas secara bersyarat. Sebelum bebas, ia mengaku cukup sering selisih pendapat dengan kelompoknya. Dan itulah yang membuat dia renggang dengan teman-temannya.
"Misal salat di masjid lapas itu tidak sah. Akhirnya saya clash, kemudian saya banyak berdialog dengan tokoh yang bertentangan dengan kelompok saya," tutur Kurnia.
Keluar dari tahanan, ia mulai bertemu lagi dengan kelompok-kelompok radikal yang menjadi korban hasutan terorisme. Ia tidak menyebutkan nama kelompok itu, namun kata dia, ciri kelompok itu salahsatunya gampang mengkafirkan orang lain dan mengecap demokrasi sebagai paham yang murtad dari Islam.
"Mereka itu ciri-ciri hidupnya tidak makan daging. Karena mereka menganggap umat Islam sekarang banyak sekedar mengaku Islam, negeri ini negeri thogut dan aparatnya, Anshor, juga thogut. Kerena itu teror banyak menyasar teroris," ujar Kurnia.
"Bahrun Naim bilang, kalau kami itu di Suriah sudah banyak lelaki perkasa, tapi di Indonesia jarang sekali. Itu lampu hijau bagi wanita untuk melakukan bom bunuh diri," Kurnia menambahkan.
Media doktrinasi kelompok itu melalui medsos, tabligh akbar yang di dalamnya ada propaganda ISIS. Bahwa ISIS adalah kelompok yang dijanjikan Allah.
"Seperti mereka yang ketangkap mau ke Suriah kemarin," kata Kurnia.
Komentar
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Beri Pesan ke Pendawa Indonesia: "Nek Wani Ojo Wedi-wedi" Berantas Narkoba
-
Skandal Korupsi Haji Rp1 Triliun, Kapan KPK Umumkan Tersangka Agar Tak Rusak Reputasi NU?
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
-
Laskar Cinta Jokowi Sebut Pergantian Kapolri Listyo Bisa Jadi Bumerang, Said Didu: Makin Jelas
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus