Suara.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin menegaskan, harus adanya langkah kongkrit dari organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menghentikan kebijakan represif dan diskriminatif yang dilakukan pemerintah Israel terhadap warga Palestina.
Pernyataan Amin tersebut merupakan respons terhadap pembatasan usia warga Palestina yang boleh memasuki kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem timur.
"Ini harus ada upaya-upaya jelas PBB dengan seluruh negara di dunia. Ini sudah saatnya menghentikan kebiadaban Israel," ujar Ma'ruf seusai menghadiri Milad MUI ke 42, di Balai Sarbini, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Ma'ruf menuturkan, beragam kebijakan Israel selama ini bisa dikatakan melanggar hak asasi manusia. Kalau tidak segera dihentikan, Israel akan terus melakukan tindakan yang sama.
"Sudah lama Israel melakukan kebiadaban, merusak kemanusiaan tetapi tidak bisa dihentikan. kalau itu dibiarkan terus, maka Israel akan melakukan tindakan kebiadaan yang sama," tukasnya.
Karenanya, Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mendorong negara-negara yang tergabung dalam PBB untuk menghentikan kekejaman Israel dengan cara melakukan boikot terhadap Israel.
"Adanya kesepakatan seluruh negara di dunia ini untuk bersama-sama PBB menghentikan kebiadaban Israel. Harus dihentikan jangan hanya kecaman-kecaman, harus ada boikot dari seluruh negara di dunia ini untuk Israel," tandasnya.
Untuk diketahui, akses menuju Masjid Al-Aqsa dibatasi sejak Jumat pekan lalu. Aparat Israel memasang pendeteksi logam serta pagar besi di salah satu gerbang masuk kompleks masjid dan memicu amarah rakyat Palestina.
Baca Juga: Perempuan-perempuan Cantik di Balik Para Menteri Jokowi
Israel sudah membongkar detektor logam di kompleks suci tersebut. Namun, mereka memastikan bakal memakai teknologi baru sebagai ganti detektor tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas