Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat untuk bekerja sama terkait krisis di Semenanjung Korea. Mereka berkomunikasi melalui sambungan telepon pada Sabtu (12/8/2017).
"Mereka mendiskusikan kebutuhan untuk menghadapi situasi yang semakin berbahaya yang terkait dengan perilaku destabilisasi dan eskalasi Korea Utara," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan dikutip dari Antara.
Beberapa hari terakhir, Trump dan rezim Korea Utara telah terlibat dalam retorika yang memanas tentang program senjata nuklir negara Asia itu.
Sebelumnya, penasehat Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa Washington akan menggunakan "tindakan tepat" untuk melindungi AS dari ancaman Korea Utara, yang mengatakan mengembangkan rencana menembakkan roket ke dekat wilayah AS, Guam.
"Donald Trump tegas. Dia akan menggunakan tindakan tepat untuk melindungi Amerika Serikat dan warganya," kata Sebastian Gorka, wakil asisten Trump, kepada radio BBC.
"Kami tidak mengumumkan skenario masa depan kita dan cara kita akan menanggapi," katanya,
"Jika Anda menunjukkan pemain di sekitar meja tangan poker Anda, Anda akan kalah dalam permainan itu. Itu bukan pemikiran bagus dalam permainan kartu, itu sangat buruk dalam geopolitik," ujarnya lagi.
Ketegangan meningkat sejak Korea Utara melakukan dua uji bom nuklir pada tahun lalu dan dua uji peluru kendali balistik antarbenua pada Juli. Trump mengatakan tidak akan mengizinkan Pyongyang mengembangkan senjata nuklir, yang mampu menyerang Amerika Serikat.
Korea Utara merencanakan peluncuran peluru kendali jarak menengah di wilayah Amerika Serikat di Guam pada pertengahan Agustus, menurut media pemerintah Korut.
Laporan rinci mengenai serangan tersebut mengindikasikan ketegangan yang meningkat antara Pyongyang dan Washington, setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan Korut awal pekan ini dan pihak Korut akan menghadapi "kemarahan besar" jika Korut mengancam AS.
Baca Juga: 3 Warga tewas saat Bentrok Pawai Rasis Supremasi Kulit Putih AS
Kantor berita Korea Utara KCNA menganggap ancaman Trump hanya omong kosong.
"Sepertinya dialog tidak mungkin dilakukan dengan orang yang kehilangan akal dan hanya kekuatan mutlak yang bisa menimpanya," katanya tentang Trump.
Tentara Korut sedang membangun rencana untuk menyerang kekuatan musuh di pangkalan militer utama di Guam dan untuk memberi sinyal peringatan ke AS, demikian laporan KCNA.
Guam berpenduduk sekitar 163 ribu orang, dan memiliki pangkalan militer AS yang terdiri atas skuadron kapal selam, pangkalan udara dan kelompok penjaga pantai.
Roket Hwasong-12 yang akan diluncurkan oleh Tentara Rakyat Korea (KPA) akan melintasi langit Shimane, Hiroshima dan Perfektur Koichi di Jepang, menurut laporan tersebut mengutip pernyataan komandan Pasukan Strategis KPA Kim Rak Gyom.
Roket tersebut akan terbang sejauh 3.356,7 kilometer pada 1,065 detik dan menyentuh perairan sejauh 30 hingga 40 kilometer dari Guam.
Berita Terkait
-
Donald Trump Ungkap Kesabaran Menghadapi Korea Utara Sudah Habis
-
Lawan Trump, Puluhan Ribu Rakyat Korut Turun ke Jalan
-
Kim Jong-un Agustus Ini Siap Tembakkan Rudal ke "Tanah" AS
-
Pejabat Venezuela Kena Sanksi AS, Termasuk Kakak Hugo Chavez
-
Lelaki Bersenjata Tembakkan Peluru di Dekat Hotel Donald Trump
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!