Sahabat Muslim Rohingya melakukan aksi di Kedubes Myanmar, Jakarta, Senin (4/9). [suara.com/Oke Atmaja]
Komunitas Sahabat Muslim Rohingya mempertanyakan peran Persatuan Bangsa-Bangsa dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.
"Sikap PBB dimana. Dimana pejabat-pejabat dunia. Tidur? Atau Lupa? Melihat kejadian di depan mata menimpa warga Rohingya. Ini pelanggaran HAM yang cukup berat oleh pemerintah Myanmar," kata anggota komunitas Een Endriana dalam aksi damai di depan kantor Kedutaan Besar Myanmar, Jalan Haji Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2017).
Komunitas tersebut juga mendesak pemerintah Indonesia ikut menangani pengungsi etnis Rohingya yang sebagian besar masih terlunta-lunta karena tidak mendapatkan tempat tinggal.
"Pemerintah segera cepat bantu muslim Rohingya. Datang ke tempat - tempat pengungsian beri bantuan kehidupan untuk mereka. Pasti mereka kelaparan, nggak ada tempat tinggal habis semua dibakar militer Myanmar," ujar Een.
Aksi damai hari ini merupakan wujud solidaritas umat muslim Indonesia untuk muslim Rohingnya yang menjadi korban kekerasan dan pembunuhan.
"Aksi hari ini kami menggelar, dari sahabat muslim Rohingya, untuk menunjukkan solidaritas, khususnya muslimah dan kaum anak-anak generasi Muhammad yang sedang dibantai," ujar Ifah Rohma.
Aksi damai, kata dia, sekaligus menunjukkan pentingnya kesadaran publik bahwa masalah tersebut bukan semata-mata masalah etnis, melainkan kemanusiaan.
"Dengan ini kami berharap, pemerintah dapat menggunakan powernya, sebagai leader di Asean, untuk memaksa pemerintah myanmar menghentikan kekerasaan yang terjadi di negeri ini," kata Ifah.
Komunitas Sahabat Muslim Rohingya mendesak pemerintah Indonesia melakukan tindakan nyata.
"Ini akan menjadi pemerintahan buruk, jika pemerintah tidak memperhatikan aspirasi kami, dan kami berharap juga agar pemerintah memahami perasaan kami, sebagai umat islam yang ingin menegakkan ukhuwah Islamiyah," kata Ifah. [Andre Prayoga]
"Sikap PBB dimana. Dimana pejabat-pejabat dunia. Tidur? Atau Lupa? Melihat kejadian di depan mata menimpa warga Rohingya. Ini pelanggaran HAM yang cukup berat oleh pemerintah Myanmar," kata anggota komunitas Een Endriana dalam aksi damai di depan kantor Kedutaan Besar Myanmar, Jalan Haji Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2017).
Komunitas tersebut juga mendesak pemerintah Indonesia ikut menangani pengungsi etnis Rohingya yang sebagian besar masih terlunta-lunta karena tidak mendapatkan tempat tinggal.
"Pemerintah segera cepat bantu muslim Rohingya. Datang ke tempat - tempat pengungsian beri bantuan kehidupan untuk mereka. Pasti mereka kelaparan, nggak ada tempat tinggal habis semua dibakar militer Myanmar," ujar Een.
Aksi damai hari ini merupakan wujud solidaritas umat muslim Indonesia untuk muslim Rohingnya yang menjadi korban kekerasan dan pembunuhan.
"Aksi hari ini kami menggelar, dari sahabat muslim Rohingya, untuk menunjukkan solidaritas, khususnya muslimah dan kaum anak-anak generasi Muhammad yang sedang dibantai," ujar Ifah Rohma.
Aksi damai, kata dia, sekaligus menunjukkan pentingnya kesadaran publik bahwa masalah tersebut bukan semata-mata masalah etnis, melainkan kemanusiaan.
"Dengan ini kami berharap, pemerintah dapat menggunakan powernya, sebagai leader di Asean, untuk memaksa pemerintah myanmar menghentikan kekerasaan yang terjadi di negeri ini," kata Ifah.
Komunitas Sahabat Muslim Rohingya mendesak pemerintah Indonesia melakukan tindakan nyata.
"Ini akan menjadi pemerintahan buruk, jika pemerintah tidak memperhatikan aspirasi kami, dan kami berharap juga agar pemerintah memahami perasaan kami, sebagai umat islam yang ingin menegakkan ukhuwah Islamiyah," kata Ifah. [Andre Prayoga]
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Di Balik Jeruji Besi: Nasib Tragis Ratusan Pengungsi Rohingya di Penjara Bangladesh
-
Ini Alasan Warga Aceh Tidak Ingin Menerima Pengungsi Rohingya
-
Puluhan Pengungsi Etnis Rohingya Dipindahkan dari Gedung PMI ke Kantor Bupati Aceh Barat, Mengapa?
-
Masa Depan Pengungsi Rohingya di Tanah Rencong, Sempat Ditolak Dua Kali Warga
-
Asal-usul Pengungsi Rohingya: Alami Persekusi di Myanmar dan Ditolak di Aceh
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah
-
"Rampok Uang Negara" Berujung Pemecatan: Mantan Anggota DPRD Gorontalo Bakal Jadi Supir Truk Lagi
-
Dokter Tifa Klaim Punya Data Australia, Sebut Pendidikan Gibran 'Rawan Scam dan Potensial Fake'
-
Kronologi Horor di Kantor Bupati Brebes: Asyik Lomba Layangan, Teras Gedung Tiba-tiba Runtuh
-
Ikut Terganggu, Panglima TNI Jenderal Agus Minta Pengawalnya Tak Pakai Sirine-Strobo di Jalan
-
Anggaran Jumbo Pertahanan RI Rp187,1 Triliun, Panglima TNI: Senjata Canggih Itu Sangat Mahal
-
Bukan Dilarang Total, Kakorlantas Tegaskan Sirene dan Strobo Polisi Tetap Meraung untuk Tugas Ini
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah