Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/9).
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak Presiden Joko Widodo untuk bersikap lebih "keras" agar kelihatan "nakal" dan negara ini diperhatikan dunia. Menurut Jusuf Kalla dua syarat tersebut dibutuhkan untuk membuat bangsa Indonesia bertaring di forum-forum internasional.
Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait menilai karakter Jusuf Kalla dan Jokowi berbeda. Maruarar mengenal baik keduanya.
"Dua karakter ini jelas beda. Jokowi karakternya tenang, santun, stabil, nggak senang suatu yang meledak-ledak. Sedangkan Pak JK pengalaman panjang menjadi pengusaha, punya kemampuan bermanuver, dekat dengan berbagai kalangan," ujar Maruarar di Jalan Cisadane, nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2017).
Maruarar yakin suatu saat Jokowi pasti menugaskan Jusuf Kalla untuk melakukan tindakan "nakal."
"Kenakalan tanda kutip untuk kepentingan bangsa dan negara. Itu ada waktunya, Jokowi adalah seorang ahli manajemen, dia ngerti kapan menugaskan JK untuk urusan seperti itu," kata dia.
Menurut Maruarar selama ini Presiden Jokowi sudah menunjukkan taringnya di kancah internasional.
"Jokowi lebih memilih bagaimana menangani Rohingya dengan sistematis, tidak retorika, tapi tiba-tiba menteri luar negerinya ke sana, dan satu-satunya yang diterima, membangun rumah sakit, bangun sekolah, dan memberikan obat-obatan," kata Maruarar.
Lebih jauh, Maruarar mengungkapkan adanya kalangan yang menginginkan situasi bangsa tidak stabil dengan cara berusaha memisahkan Jokowi dan Jusuf Kalla.
"Kami dalam posisi akan melawan siapapun yang mau memisahkan Jokowi dan Pak JK, karena mereka berdua yang dipilih dan mereka yang diberikan kepercayaan pada rakyat," kata dia.
"Bagi kami dua-duanya ini, pemimpin dwitunggal yang saling melengkapi," Maruarar menambahkan.
Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait menilai karakter Jusuf Kalla dan Jokowi berbeda. Maruarar mengenal baik keduanya.
"Dua karakter ini jelas beda. Jokowi karakternya tenang, santun, stabil, nggak senang suatu yang meledak-ledak. Sedangkan Pak JK pengalaman panjang menjadi pengusaha, punya kemampuan bermanuver, dekat dengan berbagai kalangan," ujar Maruarar di Jalan Cisadane, nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2017).
Maruarar yakin suatu saat Jokowi pasti menugaskan Jusuf Kalla untuk melakukan tindakan "nakal."
"Kenakalan tanda kutip untuk kepentingan bangsa dan negara. Itu ada waktunya, Jokowi adalah seorang ahli manajemen, dia ngerti kapan menugaskan JK untuk urusan seperti itu," kata dia.
Menurut Maruarar selama ini Presiden Jokowi sudah menunjukkan taringnya di kancah internasional.
"Jokowi lebih memilih bagaimana menangani Rohingya dengan sistematis, tidak retorika, tapi tiba-tiba menteri luar negerinya ke sana, dan satu-satunya yang diterima, membangun rumah sakit, bangun sekolah, dan memberikan obat-obatan," kata Maruarar.
Lebih jauh, Maruarar mengungkapkan adanya kalangan yang menginginkan situasi bangsa tidak stabil dengan cara berusaha memisahkan Jokowi dan Jusuf Kalla.
"Kami dalam posisi akan melawan siapapun yang mau memisahkan Jokowi dan Pak JK, karena mereka berdua yang dipilih dan mereka yang diberikan kepercayaan pada rakyat," kata dia.
"Bagi kami dua-duanya ini, pemimpin dwitunggal yang saling melengkapi," Maruarar menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Sayembara Logo Projo Ramai Antusias dari Warganet, Hasilnya di Luar Dugaan
-
Soal Whoosh Disebut Investasi Sosial, Anggota Komisi VI DPR: Rugi Ini Siapa Yang Akan Talangi?
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Setahun Pasca-Jokowi: Rakyat Curigai 'Nyawa Busuk' dan Potensi Kejahatan dalam Kebijakan Masa Lalu!
-
Roy Suryo Cs Berhasil Dapatkan Salinan Ijazah Jokowi dari KPU
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta