Suara.com - Sejak era Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto hingga era reformasi, kisah kelam pembantaian ratusan ribu warga sipil Indonesia yang dimulai sejak peristiwa G30S cenderung tabu dibicarakan oleh penguasa maupun militer.
Pemerintah dan TNI selama ini mengklaim Gerakan 30 September 1965 didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sementara mengenai pembunuhan pemimpin dan anggota PKI, pemimpin dan anggota organisasi massa demokratis, pendukung Soekarno, bahkan orang-orang yang hanya "dicap" sebagai PKI, dinilai hanya sebagai aksi spontan massa anti-PKI.
Namun, klaim-klaim yang terus diwariskan sejak era diktator Soeharto tersebut semakin dipertanyakan oleh banyak pihak. Pasalnya, beragam bukti sejarah menunjukkan hal sebaliknya, sehingga cerita mengenai PKI dan pembantaian massal setelah G30S tak lagi bisa ditentukan seenaknya oleh penguasa.
Termutakhir, 36 dokumen rahasia milik Amerika Serikat dipublikasikan oleh National Security Archive (NSA), National Declassification Center (NDC), dan National Archives and Records Administration (NARA).
Dokumen setebal 30 ribu halaman tersebut berisi fragmen-fragmen kabel diplomatik (telegram) sejak tahun 1964 sampai 1968. Dalam periode itu, Dubes AS yang bertugas di Indonesia adalah Howard P Jones (1958-1965) dan Marshall Green (1965-1969).
Kader PKI Tak Tahu G30S
Satu dokumen penting yang dipublikasikan adalah telegram Kedubes AS di Jakarta tertanggal 20 November 1965, yakni setelah G30S.
Dalam telegram yang ditujukan kepada Sekretaris Negara AS di Washington berkode 1516 itu disebutkan, banyak aktivis PKI sama sekali tak mengetahui mengenai pembunuhan 30 September. Ada juga yang mengakui kebingungan.
Baca Juga: Ahok Disarankan Jadi Pendeta Setelah Keluar dari Penjara
Sebabnya, mereka tak pernah mendapat perintah dari pucuk pemimpin PKI untuk melakukan kudeta pada 30 September seperti yang diklaim TNI sesudahnya. Bahkan, karena PKI tak menjadi dalang G30S, banyak aktivis tingkat daerah partai itu yang masih berani ke Jakarta.
"Kader muda PKI dari Yogyakarta ke Jakarta pada awal November karena ada misi partai. 'Sumber' di PKI mengatakan, mereka tak tahu mengenai gerakan 30 September itu dan mereka justru bingung mengenai apa yang harus dilakukan," demikian yang tertulis dalam telegram tersebut.
Pada telegram itu juga disebutkan, seorang jurnalis Australia yang fasih berbahasa Indonesia, sempat mengunjungi daerah di Jawa Tengah pada 10 Oktober 1965. Jurnalis itu melaporkan hal yang sama, yakni pemimpin, kader, maupun simpatisan PKI di daerah itu tak pernah mendapat perintah untuk melakukan pemberontakan 30 September.
Percobaan Kudeta
Fakta sebaliknya dan cenderung mengejutkan justru terungkap dalam dokumen yang dinyatakan tak lagi rahasia (deklasifikasi) sejak Selasa (17/10/2017), pukul 09.00 waktu AS, yakni TNI AD hendak melakukan kudeta terhadap Soekarno.
"Merujuk staf Kedutaan Jerman, tentara Indonesia kini 'mempertimbangkan' kemungkinan untuk menurunkan Soekarno. Mereka telah mendekati sejumlah kedutaan negara Barat untuk memberitahukan kemungkinan tersebut," demikian yang tertulis dalam telegram Kedubes AS tertanggal 12 Oktober 1965 berkode 540A.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
KPK-Kejagung Didesak Usut Dugaan Korupsi usai Portal Mitra Dapur MBG Ditutup, Mengapa?
-
Ledakan di SMA 72 Jakarta, Dasco Ungkap Kondisi Terkini Korban di Rumah Sakit
-
Diungkap Bu RT, 11 Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Alami Gangguan Penglihatan dan Pendengaran
-
Tancap Gas Kumpulkan Komisi Percepatan Reformasi Polri, Ini Arahan Prabowo!
-
Terduga Pelaku Pengeboman di SMAN 72 Jakarta Dikenal Pendiam, Suka Koleksi Gambar dan Foto Berdarah
-
Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Korban Bullying? Pengakuan Teman Sekolah Bikin Merinding
-
7 Fakta Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Pesan di Airsoft Gun Hingga Lokasi Dekat TNI AL
-
Gerindra Dukung Soeharto dan Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional: Keduanya Pemimpin Berhasil
-
Breaking News! KPK Tangkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Terkait Jual Beli Jabatan
-
Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta, Saksi Mata: Ada Siswa Diduga Ingin Balas Dendam dan Bunuh Diri