Suara.com - Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin (Akom) mengakui adanya dampak negatif bagi elektabilitas Partai setelah Setya Novanto terjerat kasus dugaan korupsi proyek e-KTP. KPK menerbitkan surat perintah penyidikan atas nama Setya Novanto pada tanggal 31 Oktober 2017 lalu.
Ketua Umum Partai Golkar tersebut resmi ditahan di rumah tahanan Klas I KPK Cabang Jakarta Timur, Minggu (19/11/2017) malam. Dia ditahan usai dinyatakan sehat oleh dokter dari Ikatan Dokter Indonesia.
"Pasti harus diakui ada dampak," kata Akom singkat usai diperiksa sebagai saksi untuk Novanto di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2017).
Untuk mengembalikan citra partai berlambang Beringin tersebut di mata masyarakat, Akom menyerahkan sepenuhnya kepada seluruh pengurus Partai Golkar. Sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina, Akom berharap adanya kerjasama kader partai, baik di pusat maupun di daerah.
"Karena itu kita serahkan kepada seluruh tingkat dua pemilik suara seluruh Indonesia dan tingkat satu untuk sama-sama mereka satukan langkah agar partai ini solid dan kompak hadapi Pileg dan Pilpres 2019," kata Ade.
Menetapkan Idrus Marham sebagai pelaksana tugas Ketua Umum Partai Golkar kata Akom sudah sesuai prosedur. Dia berharap, Idrus dapat memyatukan kader-kader Golkar yang sudah mulai tak sepaham.
"Dan yang paling penting teman-teman sudah ambil langkah kemarin, tidak melangkah yang tidak sesuai. Masih bisa ditolerir dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Mudah-mudahan jalan kemarin, teman-teman di DPP itu bisa menyatukan partai, agar harmonis untuk pemenangan Pileg dan Pilpres Pak Jokowi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya