Suara.com - Meski berstatus negara kaya, warga miskin di Singapura cukup banyak jumlahnya, dan salah satunya adalah sebuah keluarga yang terdiri dari tiga generasi. Mereka memutuskan tinggal di Bandara Changi setelah menolak tinggal di tempat penampungan.
Seperti dilansir dari Asia One, keluarga yang terdiri dari seorang nenek, ibu, dan anak laki-laki tersebut telah tinggal di bandara selama dua bulan dan berniat menghabiskan Tahun Baru Imlek di sana.
Peng Hui Ying (45) mengatakan, sejak ia menjual flatnya pada tahun 2016, ia beserta ibunya yang berusia 74 tahun dan anak laki-lakinya yang berusia 13 tahun pindah ke sebuah flat sewa dua kamar. Mereka bahkan sudah berpindah-pindah tempat tinggal hingga lebih dari 10 kali. Namun, setelah tak punya uang lagi, mereka tidak mampu lagi membayar sewa tempat tinggal.
Pada bulan Desember 2017, keluarga tersebut diatur untuk pindah ke tempat penampungan sementara yang disiapkan pemerintah. Tapi mereka tidak puas dengan pengaturan dan hanya bertahan enam hari tinggal di tempat tersebut.
"Kami biasanya menghabiskan siang hari di Terminal 1 dan 3. Pada malam hari, kami akan tidur di kursi sofa di Terminal 4," katanya.
"Kami tidak bisa mandi di bandara, dan kami hanya bisa menggunakan handuk basah untuk membersihkan diri. Sesekali, kami pergi ke kolam renang umum untuk mandi."
Saking miskinnya, Peng mengatakan bahwa dirinya saat ini hanya memiliki uang 5 dolar Singapura atau Rp45 ribu saja.
Kadang, ada pengunjung bandara yang berbaik hati memberikan roti ke keluarga tersebut, tapi itu tidak terjadi setiap hari.
Untuk makan sehari-hari, keluarga tersebut mengeluarkan uang sekitar 1,60 dolar untuk dua piring nasi ayam yang akan disantap bersama-sama.
Peng mengatakan bahwa anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan tidak mendapatkan cukup makanan, "Kami hanya bisa membeli roti dan air untuk mengisi perutnya."
Baca Juga: Tekuk Eibar 2-0, Barcelona Kokoh di Puncak Klasemen
Putranya saat ini adalah duduk di kelas 2 di sebuah Sekolah Menengah di Punggol dan selalu datang terlambat setiap hari. Jika dia naik kereta api pertama setiap pagi, ia akan sampai di sekolah sekitar pukul 07.30.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh keluarga tersebut selain pasrah.
Juru bicara Kementerian Sosial dan Pengembangan Keluarga (MSFD) Singapura mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui tentang kondisi keluarga tersebut. Rencananya, keluarga Peng akan mendapat subsidi ComCare antara Januari dan Maret 2018.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Hotman Paris Sebut Saksi Ahli CMNP Jadi 'Senjata Makan Tuan' dalam Sidang Sengketa NCD
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Rumah Hakim PN Medan Kebakaran, Sengaja Dibakar atau Murni Kecelakaan?
-
Akhir Petualangan Dokter Predator, Priguna Anugerah Divonis 11 Tahun Penjara
-
Tolak Soeharto Pahlawan, Cerita Pilu Penyintas Tragedi Tanjung Priok: Ditelanjangi di Markas Kodim
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak
-
Mencurigakan! Kenapa Kerangka Manusia di Gedung ACC Baru Ditemukan Dua Bulan Setelah Kebakaran?
-
Dengar 'Curhatan' Kades, Dasco: DPR Kawal Masalah Lahan dan Dana Desa