Suara.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara merilis sebanyak 290 desa sangat tertinggal di kawasannya. Desa itu tersebar di 4 kabupaten. Di antaranya Kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau dan Tana Tidung.
Gubernur Kaltara Irianto Lambrie menyebutkan di wilayahnya ada 444 desa. Desa tertinggal itu merujuk pada indeks desa membangun (IDM) yang diluncurkan Kermenterian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Sebanyak 117 desa atau 26,35 persen masuk kategori tertinggal sedangkan desa kategori berkembang sebanyak 33 desa atau sekitar 7,43 persen sehingga perlu dilakukan kolaborasi berkesinambungan dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait untuk melakukan pembinaan perangkat desa.
"SKPD yang memiliki program desa sedapatmungkin melakukan kolaborasi untuk melakukan pembinaan kepada perangkat desa khususnya pada desa-desa yang masih tergolong tertinggal dan sangat tertinggal," terang Irianto Lambrie.
Terdapat empat desa di wilayah Kaltara yang telah digolongkan desa maju yakni Desa Tideng Pale Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung, Desa Sei Nyamuk Kecamatan Sebatik Timur, Desa Sanur Kecamatan Tulin Onsoi Kabupaten Nunukan dan Desa Malinau Kota Kecamatan malinau Kota Kabupaten Malinau.
Ia mengharapkan jika indeks tersebut dipergunakan dengan baik sebagai acuan dalam melakukan afirmasi, integrasi dan sinergi pembangunan, kondisi masyarakat desa yang sejahtera, adil dan mandiri seperti yang dicita-citakan yakin akan mencapai sasaran sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) provinsi itu.
Irianto Lambrie juga mengungkapkan pemerintah pusat telah mencanangkan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan akan dijadikan pusat perdagangan hasil perikanan di pulau terluar dimana produksi ikan tersebut telah dilakukan penjajakan untuk diekspor ke negara Malaysia, Tiongkok, Hongkong dan Pilipina. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO