Suara.com - Iwan Wahyudi (39) meregang nyawa usai ditikam sebanyak 23 kali dengan menggunakan pisau komando yang biasa digunakan pasukan elite. Ia dibunuh rekan kerjanya sendiri, Sutrisna (33) di PT Liberty Intimas Universal, Kecamatan Curug Tangerang, Banten.
Aksi keji Sutrisna bersama satu pelaku lainnya, Anwarudin terungkap saat polisi menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap Iwan, Selasa (10/7/2018).
Dari pengakuan tersangka, aksi brutal tersebut dipicu ucapan Iwan kepada Sutrisna. Atas ucapan itu, Sutrisna tersinggung hingga puncaknya terjadilah pembunuhan itu.
"Dia bilang ke saya, awas loe, gue habisin loe," kata Sutrisna menirukan perkataan korban kepadanya.
Tak hanya ucapan korban, Sutrisna ternyata sudah cukup lama menyimpan dendam kepada Iwan. Sutrisna yang masih bujangan ini mengaku, korban memang iri kepadanya yang baru bekerja di perusahaan pembuat perlengkapan rumah tangga.
"Saya kerja sudah 6 tahun di situ dan dijadikan manager operasional. Sedangkan dia (korban) yang lebih lama masih di bagian gudang saja," kata Sutrisna.
Menurut dia, setelah sekitar satu tahun menerima promosi sebagai manager produksi, korban mulai berbicara kasar bahkan kerap menjelek-jelekan pelaku dihadapan sang bos.
"Hampir setiap hari ada aja laporan ke bos dari dia (korban) terkait pekerjaan saya. Mulai dari operator mesin yang suka absen, sampai persoalan sampah yang menumpuk di pabrik," ungkap Sutrisna.
Hingga akhirnya pelaku yang merasa diancam nekat menghabisi Iwan sebelum di dahului korban. Ia meminta bantuan Anwarudin alias Bebek (37) yang merupakan teman main Sutrisna.
Kepada Suara.com Anwarudin mengaku tidak mengetahui rencana pembunuhan yang akan dilakukan oleh Sutrisna.
"Saya mah cuma diminta tolong nemuin temennya dibengkel (TKP pembunuhan)," kata Anwarudin.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alexander Yuriko mengatakan, Sutrisna ditetapkan sebagai tersangka dan otak pelaku kejahatan dengan dijerat pasal berlapis. Sedangkan Anwarudin dijerat dengan pasal 55 KUHP, turut serta dalam melakukan kejahatan.
"Penerapan pasalnya berlapis, 351, 338, 340 dan 55 KUHP dengan ancaman penjara seumur hidup dan atau hukuman mati," kata Alexander. (Anggy Muda)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?