Suara.com - Ruhut Sitompul, politikus PDIP, menilai Partai Demokrat setengah hati mendukung pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto – Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Karenanya, dirinya mempertanyakan Partai Demokrat yang kini secara penuh mendukung Prabowo – Sandiaga.
Mantan politikus Partai Demokrat tersebut juga mempertanyakan apakah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) benar-benar total dalam mendukung untuk memenangkan pasangan tersebut.
"Lebih dari setengah hati, karena aku lihat wajar mereka begitu, memangnya Agus mau ikut (memenangkan Prabowo - Sandiaga) total seperti yang mereka bilang untuk kemudian jadi dayang-dayang Sandiaga? Sekarang saja mereka (Partai Demokrat) ngotot untuk jadi presiden, apalagi 2024 kalau sandiaga menang. Kan dia hanya sebagai dayang-dayang," ujar Ruhut di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).
Ruhut mengatakan, Partai Demokrat sebetulnya tidak ingin Prabowo – Sandiaga Uno menang dalam Pilpres 2019.
Dirinya mengklaim seluruh partai menginginkan Jokowi – Maruf Amin yang menang. Sebab, pada tahun 2024, akan ada zona bebas persaingan pilpres dan yang bersaing merupakan tokoh muda.
Selain itu, Ruhut menyebut dukungan Partai Demokrat hanya sebatas syarat, agar tetap bisa ikut dalam Pemilu 2024.
"Nah, itu yang aku bilang, waspada, waspada kepada kawan-kawan Prabowo – Sandiaga Uno, ini (Ruhut Sitompul) kader Demokrat, bahkan sekarang masih kader belom, dipecat bos," celetuk Ruhut.
Baca Juga: Pembunuh Munir, Pollycarpus Diajak Bergabung ke Partai Berkarya
Berita Terkait
-
Ruhut: Prabowo Jadi Pelatih Menang, Jadi Pemain Kalah Terus
-
Sandiaga Uno Ajak Anak Muda dan Ibu-ibu di Bandung Lakukan Ini
-
Sulit Cari Kerja, Sandiaga Uno Ajak Pemuda Jadi Pengusaha
-
Dugaan Mahar Politik, Nasib Sandiaga Uno Ditentukan Bawaslu Besok
-
Sandiaga Usung Oke Oce Nasional, DPRD DKI: Di Jakarta Saja Gagal
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO