Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memetakan daerah rendaman tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. BMKG membagi wilayah tersebut dalam zona aman dan zona tidak aman.
"Pemetaan ini sangat berguna bagi pemerintah daerah sebagai dasar pertimbangan rencana pembangunan tata ruang di wilayah pesisir, termasuk rencana evakuasi jika terjadi tsunami di wilayah tersebut," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly dalam keterangan tertulis, Senin (1/10/2018).
BMKG telah menurunkan tim sesaat setelah gempa untuk melakukan berbagai survei, dari survei makroseismik, mikroseismik, mikrozonasi, sampai survei pasca-tsunami.
Sadly menjelaskan survei makroseismik mencakup pemantauan kerusakan di lapangan pascagempa bumi, Survei ini diperlukan untuk memvalidasi tingkat guncangan gempa di wilayah terdampak.
Sementara survei mikroseismik dilakukan dengan memasang sensor gempa di beberapa lokasi untuk memantau gempa bumi susulan pascagempa utama.
Hasil monitoring gempa susulan akan dijadikan pertimbangan oleh Pemerintah Daerah dalam memutuskan kapan akan memperbolehkan warga kembali lagi ke rumah mereka.
Adapun survei mikrozonasi merupakan peninjauan daerah rawan gempa bumi dalam luas tertentu. Hasil pemetaan mikrozonasi bisa menjadi pedoman pemanfaatan lahan yang aman untuk pembangunan serta hunian.
Survei pascatsunami dilakukan dengan meninjau jejak-jejak gelombang tsunami mulai dari pesisir hingga ke daratan. Sadly mengatakan survei ini sangat diperlukan untuk memvalidasi hasil modeling tsunami yang telah digunakan BMKG pada saat mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami.
Sadly juga meminta kepada seluruh masyarakat Palu dan sekitarnya tidak mempercayai begitu saja berita tentang gempa dan tsunami yang marak beredar lewat media sosial.
Baca Juga: Gempa dan Tsunami Palu, Prabowo dan Sandiaga Uno Galang Dana
"Hingga saat ini, belum ada cara atau pun teknologi untuk memprediksi secara tepat kapan dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
 - 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue
 - 
            
              Misteri 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Kwitang, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus
 - 
            
              Legal Standing Dipertanyakan Hakim MK, Pemohon Uji UU TNI Singgung Kasus Almas
 - 
            
              Aksi Solidaritas Tempo di Makassar Ricuh, Jurnalis Dipukul