Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah angkat bicara saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang marah gara-gara urusan defisit keuangan BPJS Kesehatan sampai ke mejanya. Fahri menilai Jokowi harus turun tangan dalam menemukan solusi atas permasalahan tersebut.
Fahri masih ingat kala Jokowi membagikan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) saat masa kampanye Pilpres 2014. Karena itu, Fahri menilai masalah BPJS kesehatan tidak bisa dianggap enteng.
“Karena itu negara harus hadir, Presiden harus tanggap dan peduli. Kalo Presiden peduli, sebenarnya permasalahan mudah diselesaikan. #DefisitBPJS,” tulis Fahri dalam akun Twitternya @FahriHamzah pada Kamis (18/10/2018).
Fahri menganggap masalah defisit keuangan BPJS Kesehatan tidak bisa hanya dilemparkan kepada direktur BPJS Kesehatan. Karena menurutnya pihak BPJS Kesehatan hanya menjadi skrup dari sistem besar yang gagal untuk mengatasi masalah.
“Saya teringat saat kartu-kartu ini dibagi. Nuansanya sukses sekali. Janganlah kalo berhasil saja kita turun tangan menghadap ke rakyat, tapi kalo gagal kita nggak mau tahu. Ini adalah negara, ada sistemnya, ada leadership seorang kapala pemerintahan harus nampak. #DefisitBPJS,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Fahri berpesan kepada Jokowi untuk dapat membantu meringankan beban defisit BPJS yang mencapai hingga Rp 10 triliun. Fahri membandingkan dengan pengeluaran besar pemerintah untuk membangun infrastruktur.
“Kalau kita seriusi ini hanya masalah alokasi uang saja. Kalo selama ini pemerintahan Pak Jokowi begitu mudah mengeluarkan uang ratusan triliun untuk bangun infrastruktur, masa #DefisitBPJS Kesehatan yang hanya 10 triliun saja tidak sanggup. Mereka
sudah hitung,” tuturnya.
Terlebih DPR telah menyepakati RAPBN 2019, Fahri menilai hal tersebut menjadi peluang bagi pemerintah untuk mengambil alih persoalan defisit BPJS. Pemerintah, kata Fahri, jangan ragu untuk mengalokasikan anggaran untuk membantu masalah defisit BPJS Kesehatan.
“Tolong pastikan, saya katakan apa adanya. Kalo mau dipilih lagi oleh rakyat, ini saran kongkret saya. Selesaikan permasalahan #DefisitBPJS Kesehatan, tambah subsidi PBI ke rakyat. 10 triliun itu uang yang kecil dibandingkan dana PMN BUMN yang ratusan triliun itu,” pungkasnya.
Baca Juga: Kronologi Perkosaan Gadis Belia Korban Gempa Palu di Rumah Kosong
Berita Terkait
-
TKN Jokowi Apresiasi 1 Tahun Kepemimpinan Anies Baswedan, Tapi...
-
TKN Jokowi - Maruf Galang Solidaritas Korban NTB dan Sulteng
-
Begini Cara Jokowi Ucapkan Selamat Ultah ke Prabowo Subianto
-
Ada Iklan Jokowi - Ma'ruf Amin di Koran, Ini Jawaban Erick Thohir
-
Prabowo Ultah, Kubu Jokowi: Semoga Jadi Negarawan dan Berkah
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago