Suara.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan normalisasi sungai Citarum rampung dalam kurun waktu 5 sampai 7 tahun. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan setiap tahunnya harus ada proses sekitar 20 persen.
Hal ini disampaikan Kang Emil usai menjadi keynote speaker dalam acara seminar nasional bertema Model Sinergitas Pentahelix, Merawat Alam dan Mitigasi Bencana di hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/2/2019).
"Setiap tahun kita harus ada progres 15-20 persen, jadi di akhir proses kita bisa mengembalikan Citarum seperti yang kita harapkan," ujar Kang Emil.
Emil mengaku sangat optimis program Citarum Harum bisa secepatnya berdampak dalam masalah penanggulangan pencemaran limbah yang kini terjadi di aliran sungai terpanjang di Jawa Barat itu. Model sinergitas pentahelix sudah mulai digalakkan Satuan Tugas (Satgas) Citarum.
Sinergitas pentahelix yang dimaksud Ridwan Kamil adalah adanya kolaborasi antara pihak pemerintah, pebisnis, akademisi, komunitas hingga media dalam menyelesaikan permasalahan yang melilit sungai Citarum.
"Tanpa salah satu dari kelima itu kita sudah menunjukan kemajuan-kemajuan itu sangat lambat, nah Citarum Harum ini sedang melakukan pentahelix itu. Dalam waktu 5-7 tahun insyaallah kita berhasil kalau semua element 5 itu kita rangkul," kata dia.
Mantan Wali Kota Bandung ini menuturkan, jika semua unsur stakeholder saling melakukan kolaborasi dan bekerja sama dalam menuntaskan masalah pencemaran Citarum, maka penyelesaian masalah limbah diprediksi bisa lebih cepat terselesaikan.
"Kita punya dokumen rencana aksi Citarum Harum, didalamnya memuat masing-masing peran akan mengerjakan apa dengan target apa. Sehingga setiap akhir tahun kita lakukan evaluasi dan saya meyakini kekurangan-kekurangan dimasa lalu karena pentahelix ini tidak dimaksimalkan," katanya.
Untuk diketahui, Sungai Citarum menjadi satu kesatuan ekosistem alami yang utuh dari hulu hingga hilir beserta kekayaan sumber daya alamnya. Sungai ini memiliki panjang 269 kilometer mulai dari hulunya di Situ Cisanti, Kertasari, Kabupaten Bandung, dan bermuara di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
Baca Juga: Naik Kereta Stroberi Jepang, Ramai Pernak-pernik Ini Lho
Saat ini, sungai Citarum didaulat sebagai sungai paling tercemar di dunia. Krisis yang melanda sungai Citarum disebabkan oleh banyaknya alihfungsi lahan di kawasan hulu juga dijadikan tempat pembuangan limbah industri pabrik di kawasan tengah hingga hilir.
Kontributor : Aminuddin
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara
-
Komnas Perempuan Usulkan Empat Tokoh Wanita Jadi Pahlawan Nasional
-
Pemprov DKI Bakal Ganti Nama Kampung Ambon dan Bahari, Stigma Negatif Sarang Narkoba Bisa Hilang?