Namun, "kembalinya" kesadaran mereka bukan kepada agama-agama dengan segala perangkatnya, tetapi pada sistem keyakinan kepada Tuhan.
Hanya meyakini bahwa Tuhan itu ada, bukan pada agama (religion). Itulah yang kemudian disebut "agnostisisme".
Gaes, ini kita sedang berada pada periode zaman ketika popularitas atheisme telah runtuh bersamaan dengan robohnya komunisme, seperti bubarnya Uni Soviet. Pada masa ini, paham agnostisisme menjadi pilihan yang dianggap paling rasional dan juga seksi.
Agnostisisme adalah gaya hidup masa kini. Orang akan merasa "lebih intelektual" bila ia mengaku sebagai agnostik.
Sementara penganut atheisme sekarang justru dinilai tidak menarik lagi. Ide-ide atheisme justru seperti tidak laku.
Upaya Richard Dawkins yang dicap sebagai pemberontak pada kaum atheis pun tak lagi menarik hati kaum muda. Intinya, mengaku atheis sama ketinggalan zamannya dengan mengaku Marxisme.
Dari sudut pandang lifestyle kaum milenial, paham atheisme dinilai a-historis, sudah tidak keren dan relevan lagi.
Nah, apa sih yang membuat agnostisisme ini mewabah pada generasi milenial? Yups, kaum milenial yang memiliki watak instan, cepat, kreatif, membutuhkan saluran spiritual yang mengarah pada inti hubungan diri dengan Tuhan. Agama dengan segala tools-nya dianggap tidak/kurang efektif dan efisien lagi.
Bagi mereka, memahami bahwa Tuhan itu ada sehingga bisa menjadikan dirinya baik, lebih tenang, memiliki "sense" atas solidaritas sosial dan kebaikan manusiawi lainnya itu sudah cukup. Mereka lebih memilih menjadi agnostik tanpa menjadi penganut sebuah agama.
Baca Juga: MUI Tak Akan Protes Jika Ada Rumah Makan yang Buka Selama Puasa
Menurut kacamata mereka, agama bukanlah penjamin surga. Agama hanya akan menjadi kendaraan dalam garasi jika itu hanya tercatat pada sebuah KTP. Tanpa bahan bakar yang baik, kendaraan hanyalah seonggok besi yang tidak dapat mengantarkan kita ke tempat tujuan.
Agama tanpa pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik tidak akan mengantarkan kita menuju surga. Jika orang-orang yang mengaku memiliki agama merasa jauh lebih budiman dibandingkan para Agnostik, lantas mengapa masih banyak ditemukan orang-orang yang rajin beribadah bahkan memiliki gelar keagamaan sekalipun yang masih berbuat hal-hal tidak terpuji?
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang menjadi kegelisahan orang-orang Agnostik. Mereka lebih menekankan pada behavior atau budi pekerti yang baik, memiliki toleransi tinggi, empati kepada sesama, lebih sabar, pemaaf, dan lain-lain. Intinya mereka lebih melihat ke dalam diri dibandingkan dengan baju besar agama yang belum tentu menjadi individu yang baik.
Lalu Apa Sikap Kita?
Fenomena "Agnostic Style" yang dipicu oleh penampilan luar orang beragama sesungguhnya bisa dijawab oleh Islam. Jika ada orang Islam yang mudah marah, intoleran, suka menghina dengan ujaran kebencian, berperilaku kasar, dan berakhlak buruk pasti ada yang salah dalam cara mereka berislam.
Islam sesungguhnya bisa menjawab "kegelisahan" masyarakat modern itu. Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad, selain mengajarkan aspek lahir dengan rangkaian ritualnya, seperti salat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain, juga menekankan aspek batin melalui jalan spiritual untuk membentuk perilaku (akhlak) dan kedekatan kepada Tuhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi