Suara.com - Kementerian Perhubungan RI meminta para pemudik untuk tidak bergantung pada rest area yang berada di jalan tol saja, ketika mudik Lebaran 2019. Pemudik diarahkan untuk masuk ke wilayah perkotaan sekitar.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiadi mengakui, rest area yang dimiliki sepanjang jalan tol Trans Jawa tidak akan mampu menampung seluruh pemudik kalau ingin beristirahat, salat atau makan dan minum.
"Rest area kan memang selalu menjadi persoalan. Kalau saat ada momentum Natal - Tahun Baru pasti rest area dirasakan kurang. Tapi hari-hari biasa, rest area itu lebih daripada cukup. Kalau mau nambah lagi pasti pas hari reguler biasa akan menjadi berlebihan," kata Budi Setiadi saat ditemui di Hotel Crown Plaza, Jakarta Selatan, Kamis (16/5/2019).
Karenanya, dia menyarankan para pemudik untuk rela keluar dari jalan tol dan masuk ke area perkotaan untuk sekadar mencari tempat beristirahat.
"Pasti jalan tol kan akan sejajar dengan jalan negara biasa, atau ada jalan provinsi juga, seperti di Pejagan itu keluar sedikit 500 meter sudah dapat rumah makan, musala, toilet dan sebagainya," ucapnya.
Senada dengan Budi, Kepala Korps Lalu Lintas Polisi Republik Indonesia (Kakorlantas Polri) Irjen Refdi Andri sudah menginstruksikan jajarannya untuk segera bertindak, jika ada pemudik yang memaksakan masuk ke rest area dan menggunakan bahu jalan untuk beristirahat.
"Saat rest area, masyarakat ada yang di bahu jalan. Bahu jalan itu hanya untuk darurat dan emergensi. Saat bergerak di jalan tol pun, jangan gunakan bahu jalan," tegas Irjen Refdi.
Pada saat arus mudik, polisi akan memberlakukan jalan satu arah dari Tol Cikarang KM 25 sampai Tol Brebes Timur KM 262.
Sementara itu, untuk arus mudik satu arah akan diberlakukan pada Tol Palimanan KM 189 sampai Tol Cikarang Utama KM 29.
Baca Juga: Puncak Arus Mudik 31 Mei dan Balik Lebaran 9 Juni 2019
Dengan begitu, rest area di kedua sisi jalur tol bisa digunakan sehingga tidak memecah rest area.
Korlantas Polri juga memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada 31 Mei 2019 sementara puncak arus balik akan terjadi pada 9 Mei 2019.
Tag
Berita Terkait
-
Puncak Arus Mudik 31 Mei dan Balik Lebaran 9 Juni 2019
-
Bersiap Mudik, Perhatikan 6 Hal Ini Agar Tetap Sehat dan Aman
-
Ditinggal Mudik ART, Pesan Jasa Bersih-Bersih Rumah Online Saja
-
Mudik dan Balik Lebaran 2019, Ada 1.336 Penerbangan Tambahan
-
Agar Perjalanan Mudik Nyaman dan Lancar, Ini Tips Sehat yang Bisa Dilakukan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional