Suara.com - Narapidana Rumah Tahanan (Rutan) Negara Kelas II B Sigli Kabupaten Pidie Provinsi Aceh melarang petugas kepolisian memasuki rutan tersebut. Larangan tersebut terjadi setelah insiden kebarakan di rutan tersebut.
Peristiwa kebakaran diduga karena arus pendek terjadi pada pukul 11.30 WIB yang mengakibatkan dilalapnya seluruh kantor rutan oleh api pada Senin (3/6/2019).
"Bapak-bapak Polisi tolong jangan masuk dulu, yang boleh masuk Perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia," kata dua orang perwakilan napi kepada Kabag Operasi Polres Pidie, Kompol Juli di pintu utama Rutan Kelas IIB Sigli seperti dilansir Antara.
Perwakilan napi mengatakan, Kepala Rutan Kelas IIB Sigli, Mathrios Zulhidayat berada di dalam dan memesankan, Kakanwil Kemenkumham Aceh untuk masuk ke dalam dan bermusyawarah di Mushala.
Sementara itu, ratusan personil polisi dari Polres Pidie yang dilengkapi senjata laras panjang dan perisai serta tongkat pentungan masih berjaga-jaga di luar rutan tersebut.
Selain personil polisi, Kodim 0102/Pidie juga menurunkan sejumlah anggotanya untuk mengamankan Rutan Negara Kelas IIB Sigli. Hingga kini petugas melarang pihak yang tidak berkepentingan untuk melintasi jalan di depan Rutan karena para napi masih melempari petugas dari dalam Rutan dengan batu.
Informasi yang diperoleh dari petugas dilokasi, kapasitas Rutan ini 120 orang dan saat ini dihuni oleh 469 napi.
Kapolresta Pidie AKBP Andy Nugraha Setiawan Siregar dan Kodim 0102/Pidie terlihat turun dan mengamankan lokasi Lapas.
"Mohon bersabar ya..kami sedang sibuk," kata Kapolresta Pidie AKBP Andy Nugraha Setiawan Siregar singkat di depan Lapas Kelas IIB, Blang Paseh, Kabupaten Pidie, Aceh.
Baca Juga: Lapas Pidie Dibakar, Napi Lempari Polisi dan Damkar Pakai Batu
Sementara itu, petugas BPBD Pidie menurunkan sebanyak empat mobil pemadam kebakaran dan saat ini titik api sudah padam. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!