Suara.com - Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyindir sikap Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno yang menolak rekonsiliasi dengan Joko Widodo - Maruf Amin pasca putusan Mahkamah Konstitusi. BPN Dinilai tidak menghargai korban kerusuhan 22 Mei 2019.
Melalui akun twitternya, Ferdinand menyatakan pernyataan Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak yang menyatakan pertemuan antara Prabowo dan Jokowi tidak perlu adalah keliru.
Dia menganggap Dahnil tidak menganggap korban meninggal dunia pada kerusuhan aksi unjuk rasa tanggal 21-22 Mei 2019 bukan bagian dari hasil perseteruan masyarakat yang terpecah belah akibat Pemilihan Presiden.
"Bung @Dahnilanzar tampaknya tidak menganggap korban tewas 21-22 Mei itu sebagai bagian dari konflik Pilpres," cuit Ferdinand melalui akun @FerdinandHaean2 yang dikutip Suara.com pada Jumat (27/6/2019).
Ferdinand pun merasa kasihan melihat korban yang menurutnya disepelekan oleh BPN.
"Kasihan mereka yang sudah wafat tapi disepelekan begitu saja dianggap tak ada konflik. Semoga arwah mereka tenang dan tidak gentayangan karena disepelekan," ucapnya.
Sebelumnya, Dahnil menganggap tidak ada yang perlu direkonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo karena ia menilai tidak ada konflik personal antara Prabowo dan Jokowi.
"Rekonsiliasi emang ada apa? Sejak awal kan keterangan saya tidak perlu ada rekonsiliasi karena enggak ada yang konflik. Yang perlu direkonsiliasi itu adalah kalau rakyat itu ada yang disakiti. Itu yang perlu direkonsiliasi kalau ada yang dikriminalisasi itu yang perlu" kata Dahnil di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019) lalu.
Dahnil kemudian mengungkapkan bahwa Prabowo selalu bersedia untuk melakukan silahturahmi. Namun ia tidak bisa menyebutkan kapan waktu keduanya akan bertemu karena sama-sama sibuk.
Baca Juga: Prabowo Kalah di MK, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat
Berita Terkait
-
Habis Kalah di MK, BW, Prabowo dan Sandiaga Pose Senyum Bareng
-
Prabowo Kalah FPI Serukan Jihad, Polisi: Jangan Membuat Situasi Jadi Gaduh
-
Semalam MK Tolak Gugatan Pilpres, Hari Ini Sandiaga Uno Ulang Tahun
-
Kalah di MK, Prabowo Nyatakan Koalisi Indonesia Adil Makmur Sudah Berakhir
-
Ustaz Tengku Zul Doakan 9 Hakim MK Dapat Azab Tolak Gugatan Prabowo
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra