Suara.com - Diva Suukyi Larasati, putri almarhum aktivis HAM Munir, ternyata pernah menanyakan ihwal kematian abah--begitu biasa Munir disapa Diva--ketika berusia 2,5 tahun.
Hal ini dikatakan Diva yang kini beranjak remaja dalam acara Rosi bertajuk '15 Tahun Munir: Menolak Lupa' seperti diunggah ke akun Youtube Kompas TV, Jumat (7/9/2019).
Berawal ketika pembawa acara Rosiana Silalahi bertanya kepada Diva, "Waktu itu di usia 2 tahun, Diva punya pertanyaan nggak tentang abah?"
Diva mengamini. Di usia yang masih balita, Diva bertanya alasan abahnya dibunuh. Menurut dia, sebuah pertanyaan aneh diajukan anak seusia itu.
"Iya ada. Mungkin bisa dikatakan insensitif untuk anak 2 tahun menanyakan kepada ibunya, seorang ibu yang barusan ditinggal suaminya, bahwa saya menanyakan kenapa abah dibunuh?" ujar Diva seperti dikutip Suara.com, Sabtu (7/9/2019).
Rosi terenyak. Dia syok mendengar bahwa ada anak 2 tahun yang mempertanyakan hal itu. Rosi pun bertanya kepada sang ibu, istri Munir, Suciwati, yang juga menjadi narasumber.
"Anak dua tahun bicara seperti itu? Benar itu ibu Suci (Diva) nanya itu?" tanya Rosi.
Suciwati sambil senyum berkata, "Saya juga cukup kaget ketika itu. Waktu itu 2 tahun setengah kalau nggak salah."
Seolah tak percaya, Rosi pun kembali bertanya ke Diva. "Benar Diva bertanya seperti itu, loudly?" tanya Rosiana Silalahi.
Baca Juga: Jika Investigasi TGPF Tak Dibuka ke Publik, Kasus Novel Bisa Seperti Munir
Diva pun mengamini. Namun, Diva enggan bertanya lagi sejak saat itu. Pasalnya, Diva yang saat itu berusia 2,5 tahun, merasa cukup kaget dengan reaksi sang ibu yang tiba-tiba sedih.
"Akhirnya saya tidak menuntut pertanyaan lagi dari ibu karena saya tahu betapa menyedihkannya, hanya karena satu pertanyaan bisa membuat hati ibu hancur," terang Diva.
Rosiana Silalahi masih tak habis pikir. Dia mempertanyakan dari mana anak usia 2,5 tahun bisa mengetahui kata 'dibunuh'.
"Mmmm mungkin dari televisi," ujar Diva sambil tersenyum disambut helaan napas Rosi. "Haah televisi, oke."
"Dari situ kamu tahu kenapa ayah kamu meninggal? Siapa yang mengatakan penyebab ayah meninggal? Cerita ibu atau dari media?" tanya Rosiana Silalahi.
Diva pun menjawab, "Bukan dari keduanya. Saat itu rumah sangat penuh. Ketika itu, banyak orang yang berbisik dan melontarkan kata pembunuhan, dibunuh dan lain-lain. Jadi dari situ saya mendapatkan jawaban apakah ini yang terjadi kepada ayah saya. Jadi saya bertanya ke ibu."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar